ERA.id - Lubang sedalam 43 meter terbentuk di Pelabuhan Beirut, Lebanon, pasca terjadinya ledakan dahsyat yang menewaskan sedikitnya 158 orang Selasa (4/8/2020) lalu.
Ledakan material kimiawi amonium nitrat yang disimpan di sebuah gudang pelabuhan menghasilkan gelombang kejut dan getaran yang terasa hingga Siprus yang berjarak 202 kilometer dari pusat ledakan.
Berdasarkan pengukuran sensor milik American Institute of Geophysics (USGS), kekuatan ledakan Selasa lalu tersebut berkekuatan 3,3 magnitudo.
"Ledakan di pelabuhan tersebut juga meninggalkan lubang kawah (crater) sedalam 43 meter," kata pejabat keamanan Lebanon, seperti dilansir kantor berita AFP.
Satellite images show a massive crater at the site of Tuesday's explosion in Beirut's port. The images show that nearly every building has either sustained significant damage or has been been destroyed by the blast. https://t.co/4D2Olr7JY5 pic.twitter.com/jz6KERhAdO
— CNN (@CNN) August 8, 2020
Lubang tersebut jauh lebih besar daripada ledakan hebat yang terjadi pada tahun 2005, yang menewaskan Perdana Menteri Rafic Hariri. Peristiwa tersebut meninggalkan cekungan selebar 10 meter dan sedalam 2 meter, menurut hasil penyidikan pengadilan internasional.
Saat ini penyidikan terus berlangsung di Beirut. Beberapa tim penyelamat Prancis datang ke ibukota Lebanon tersebut. Hal ini menjadi tekanan bagi pejabat Lebanon yang saat ini dipimpin Perdana Menteri Hassan Diab, terutama dalam bagaimana kabinetnya gagal merespon krisis yang terjadi akibat insiden ledakan Selasa lalu.