Profesor AS Berpura-pura Jadi Warga Kulit Hitam, Demi Apa?

| 04 Sep 2020 08:15
Profesor AS Berpura-pura Jadi Warga Kulit Hitam, Demi Apa?
Seorang pria berjalan di salah satu sudut kota New York (Flickr)

ERA.id - Profesor sejarah Afro-Amerika Jessica Krug dikenal sebagai aktivis kulit hitam dan mengaku memiliki darah Angola, sebuah negara di Afrika Selatan. Belakangan ia mengakui bahwa seluruh identitas itu palsu, dan dia terlahir sebagai warga kulit putih Amerika Serikat.

Krug mendapat pendanaan dari institusi kebudayaan kulit hitam AS seperti Schomburg Center for Research in Black Culture untuk menerbitkan buku berjudul Fugitive Modernities pada tahun 2018. Namun, baru-baru ini ia menulis artikel di situs Medium, mengakui bahwa ia sama sekali bukan warga kulit hitam.

"Semakin beranjak dewasa, saya makin menyembunyikan masa lalu saya sebagai anak Yahudi kulit putih yang lahir di Kansas City di balik identitas kulit hitam yang sebenarnya tak berhak saya miliki."

Sebelumnya, dalam kata pengantar buku Fugitive Modernities, ia menuliskan eulogi pada nenek moyangnya dari "Angola" atau "Brazil".

Seperti dilansir The Guardian, Krug sendiri memakai nama Jessica La Bombalera di kalangan aktivis dan pernah berbicara dalam persidangan terhadap aksi brutal polisi di New York, Juni lalu.

Dalam persidangan tersebut, Krug mengecam pengembang kawasan East Harlem yang ia sebut terdiri dari para kaum kulit putih. "Saya mau mengecam warga New York kulit putih ini yang butuh menunggu berjam-jam agar mau berbicara dan bahkan tidak menyediakan waktu bagi kami warga kulit hitam asli New York," kata Krug kala itu.

Menyusul pengakuan Krug dalam artikel yang dirilis Kamis (3/9/2020) lalu, sejumlah orang yang mengenal Krug menulis responnya di media sosial. Penulis Robert Jones Jr, misalnya, mengaku kaget dan masih belum percaya dengan apa yang telah terjadi.

"Namun, umumnya, saya merasa dikhianati, dibodohi, dan, dalam berbagai cara, diperdaya," kata Jones.

Krug sendiri mengakui dalam artikelnya bahwa ia mengalami masa kecil yang berat dan pernah bergumul dengan permasalahan mental.

"Masalah mental mungkin bisa menjelaskan kenapa saya suka memakai identitas palsu saat remaja dan melanjutkannya hingga saat ini," kata Krug. "Namun, masalah mental tak bisa, tak akan bisa, menjelaskan atau membenarkan bahwa, meski sering mengkritik orang kulit putih yang suka mengaku-ngaku kulit hitam, identitas saya sendiri juga rekaan dari kehidupan kaum kulit hitam."

Rekomendasi