Remaja Katolik Ini Wafat 14 Tahun Lalu Tapi Jenazahnya Masih Utuh

| 05 Oct 2020 12:57
Remaja Katolik Ini Wafat 14 Tahun Lalu Tapi Jenazahnya Masih Utuh
Jenazah Venerabilis Carlo Acutis (Dok. Twitter)

ERA.id - Baru-baru ini beredar sebuah video yang memperlihatkan jenazah remaja pria yang masih terlihat utuh tersimpan di peti kaca. Video milik EWTN News itu dibagikan oleh Edi Prasetyo, pemilik akun Twiiter @edyprasscj pada Jumat (2/10).

"Jenazah Venerabilis Carlo Acutis yang meninggal 14 tahun yang lalu, relatif masih baik. Jenazahnya dibuka untuk peziarah umum di Assisi. "Rasul siber Ekaristi" ini akan digelari Beato tgl 10 Oktober nanti," tulisnya.

Dikutip dari Catholic News Agency, identitas jenazah yang meninggal belasan tahun lalu dan masih terlihat baik serta tidak membusuk itu bernama Venerabilis Carlo Acutis.

Jenazah Carlo yang tersimpan di Assisi dipamerkan kepada para peziarah sebelum upacara beatifikasi dilaksanakan. Beatifikasi merupakan tahap pertama proses untuk menjadikan seseorang yang telah meninggal menjadi orang suci dalam Gereja Katolik.

Uskup Agung Domenico Sorrentino dari Assisi saat misa pembukaan makam kaca pada 1 Oktober 2020 mengatakan bahwa tubuh Carlo bisa seperti itu setelah disusun kembali dengan seni yang penuh cinta.

Penanggung jawab Sanctuary of Spoliation tempat makam Carlo disimpan di Assisi, Fransiskus Carlos Acacio Goncalves Ferreira mengatakan, pekerjaan rekonstruksi pada wajah remaja itu dilakukan sebelum publik melihat jenazahnya.

"Tubuhnya utuh dan semua organ masih lengkap. Rekonstruksi hanya dilakukan di bagian wajah," katanya.

Di dalam makam kaca, Carlo terlihat mengenakan pakaian santai yang biasa dipakainya sehari-hari. Meski saat dimakamkan tidak dengan pakaian itu diharapkan bisa menjadi bukti kehidupan remaja tersebut.

"Untuk pertama kalinya dalam sejarah kita akan melihat jenazah dengan jins, sneakers, dan sweater," kata Carlos.

Carlo meninggal dunia di usia 15 karena leukemia. Dia dikenal sebagai programmer andal dan disebut juga sebagai sosok yang cinta terhadap Bunda Maria.

Ibunya Sorrentino sejak lama ingin menyumbangkan organ anaknya tapi tidak dapat dilakukan lantaran Carlo adalah pasien kanker. Sehingga, jantungnya yang dapat dianggap sebagai peninggalan akan dipajang di relikwi di Basilika Santo Fransiskus di Assisi

"Carlo adalah anak laki-laki era digital. Komputer menjadi caranya melewati hari-hari selama di dunia," katanya

Rekomendasi