ERA.id - Sedikitnya 13 warga Korea Selatan meninggal setelah menerima suntikan vaksin flu dalam beberapa hari terakhir, menurut laporan media resmi pemerintah dan media lokal.
Saat ini warga tengah khawatir terhadap keamanan vaksin flu musiman yang diberikan pemerintah Korea Selatan meski pihak berwenang telah mengesampingkan kaitan antara kematian warga dengan suntikan vaksin flu, yang hampir semuanya dipasok oleh perusahaan farmasi lokal Korea Selatan.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun New York Times, korban meninggal bermunculan pekan lalu. Namun, lima kematian muncul pada Rabu (20/10/2020) lalu dan ada empat kematian lagi pada Kamis. Pejabat kesehatan setempat menyampaikan bahwa dua warga meninggal karena kejutan anafilaktik, yaitu reaksi alergi serius terhadap vaksin flu. Namun, otoritas setempat tak memberi keterangan lebih lanjut.
Saat ini otoritas kesehatan Korea Selatan justru berencana melanjutkan penyuntikan vaksin flu secara gratis kepada sekitar 19 juta warga, keputusan yang diambil setelah penyelidikan pendahuluan terhadap enam korban jiwa tidak menemukan dampak langsung pada kematian korban yang menerima vaksin.
Tidak ada zat beracun yang ditemukan dalam vaksin, dan sedikitnya lima dari enam orang meninggal yang diselidiki memiliki kondisi yang mendasari kematian mereka, kata para pejabat.
Jatuhnya korban jiwa, termasuk seorang anak laki-laki berusia 17 tahun dan seorang pria berusia 70-an, terjadi hanya seminggu setelah program vaksinasi flu gratis untuk remaja dan lansia dimulai kembali.
Program tersebut ditangguhkan selama tiga minggu setelah ditemukan bahwa sekitar 5 juta dosis, yang perlu disimpan di lemari es, telah suhu ruangan ketika akan diangkat ke fasilitas medis.
Vaksin flu di Korea Selatan berasal dari berbagai sumber. Produsen vaksin flu di Korsel termasuk produsen lokal GC Pharma, SK Bioscience dan Ilyang Pharmaceutical Co, bersama perusahaan farmasi asal Prancis Sanofi dan Glaxosmithkline asal Inggris.
Korea Selatan telah memperpanjang program vaksin musimannya tahun ini untuk menangkal potensi komplikasi wabah COVID-19 dan mengurangi beban rumah sakit selama musim dingin.
Para pejabat mengatakan 8,3 juta orang telah diinokulasi dengan vaksin flu gratis sejak program dilanjutkan pada 13 Oktober, namun ada laporan soal sekitar 350 kasus reaksi yang merugikan akibat vaksin.
Jumlah kematian tertinggi terkait dengan vaksinasi flu musiman adalah enam orang pada 2005, menurut kantor berita Yonhap.
Para pejabat mengatakan sulit untuk membuat perbandingan dengan tahun-tahun sebelumnya karena ada lebih banyak orang yang memakai vaksin tahun ini.