Perdana Menteri Selandia Baru Pilih Gay Dan Wanita Bertato di Kabinet

| 04 Nov 2020 20:30
Perdana Menteri Selandia Baru Pilih Gay Dan Wanita Bertato di Kabinet
Nanaia Mahuta, menteri luar negeri perempuan pertama New Zealand yang juga berasal dari suku Maori. (Foto: Nauman Hannani/Twitter)

ERA.id - Kabinet pemerintahan yang diumumkan Perdana Menteri Jacinda Ardern pada Senin (2/11/2020) disebut-sebut "penuh keberagaman", termasuk di dalamnya Grant Robertson, pria gay pertama yang menjabat sebagai wakil perdana menteri, serta Nanaia Mahuta, menteri luar negeri perempuan pertama yang juga keturunan suku Maori.

Ardern, yang dengan mudah memenangkan periode kepemimpinan keduanya di New Zealand, mengatakan bahwa kabinet barunya ini akan berfokus untuk menangani pandemi COVID-19 serta mempercepat proses pemulihan ekonomi.

Meski mengaku bangga dengan keragaman yang ada di dalam kabinetnya, Ardern mengatakan bahwa mereka yang menjabat adalah orang-orang yang kompeten.

"Ini adalah kabinet yang menampung banyak talenta dan pencapaian tinggi, serta kebetulan juga cukup beragam dalam hal latar belakang," kata perdana menteri berusia 40 tahun itu, seperti dilansir France24.

Grant Robertson sendiri, di usia 49 tahun, telah lama berperan sebagai orang kepercayaan Ardern. Ia sebelumnya mengontrol keuangan New Zealand dengan menjabat sebagai Menteri Keuangan di periode pertama Ardern. Robertson juga merupakan pengarah strategi kampanye Ardern.

Ditanyai mengenai keputusannya memilih Robertson sebagai wakil perdana menteri, Ardern menjawab bahwa Robertson berhasil menunjukkan kapasitas kepemimpinannya, terutama dalam hal menampilkan identitasnya sebagai gay. "Indahnya hidup di New Zealand adalah bahwa soal identitas itu urusan belakangan di sini," kata Ardern.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Nanaia Mahuta merupakan menteri luar negeri perempuan pertama New Zealand. Ia sebelumnya telah menjadi anggota parlemen sejak tahun 1996. Salah satu fitur utama dari penampilan Mahuta adalah tato yang ia miliki sejak 2016 lalu.

Tato yang tampak mengeliling seluruh area wajah Mahuta itu merupakan ciri khas dari iwi, atau suku, tempat ia lahir. Ia mengaku bahwa pengenaan tato di wajah itu adalah wujud penghormatan terhadap nenek moyangnya, sekaligus upaya menangkis anggapan bahwa identitas Maori lekat dengan tindak kekerasan.

Di dalam kabinet yang dipilih Arden, tak hanya Mahuta saja yang berasal dari suku Maori. PM New Zealand itu ternyata juga memilih menteri-menteri untuk urusan kehakiman, pengadilan, kekerasan domestik, penjara, dan kepolisian dari komunitas suku Maori.

"Fokus saya hanyalah memilih orang terbaik yang bisa mengisi posisi-posisi tersebut," kata Ardern.

Jacinda Ardern kembali terpilih sebagai Perdana Menteri New Zealand setelah memenangkan pemilihan pada 17 Oktober lalu. Banyak orang memandang bahwa kepemimpinan Ardern sangat krusial dalam menanggulangi pandemi COVID-19 di negara tersebut.

Rekomendasi