Kontainer Darurat Pilihan Terakhir Seoul untuk Tampung Gelombang Pasien Korona

| 10 Dec 2020 16:16
Kontainer Darurat Pilihan Terakhir Seoul untuk Tampung Gelombang Pasien Korona
Dokumen: Seorang tenaga kesehatan beristirahat sejenak sembari menunggu ambulans untuk membawa pasien yang terkontaminasi COVID-19 di Daegu, (23/2/2020). (Foto: Ninian Reid/Flickr)

ERA.id - Otoritas Korea Selatan berupaya membangun kamar-kamar rumah sakit dari kontainer pengiriman barang untuk meringankan beban fasilitas medis di tengah gelombang ketiga wabah virus korona.

Lonjakan kasus harian COVID-19 di Korsel, yang mencatatkan 682 kasus baru pada Kamis (9/12/2020), makin memunculkan kekhawatiran tentang kurangnya jumlah tempat tidur di rumah sakit. Otoritas Kota Seoul pun memutuskan memakai kontainer sebagai tambahan tempat tidur di rumah sakit. Ini menjadi yang pertama kali dilakukan di Seoul sejak awal pandemi.

Otoritas kesehatan Korsel berencana untuk meningkatkan pengujian COVID-19 dengan mendirikan tempat-tempat tes sementara di sekitar 150 lokasi di seluruh wilayah Seoul dan sekitarnya.

"Kami melakukan upaya habis-habisan untuk menghentikan penyebaran virus korona di wilayah metropolitan Seoul dengan memobilisasi semua sumber daya yang tersedia," kata Menteri Kesehatan Korsel Park Neung-hoo dalam sebuah pertemuan.

"Di atas segalanya, kami akan memastikan kesediaan layanan pusat perawatan dan tempat tidur rumah sakit yang memadai untuk kasus-kasus kritis COVID-19 sehingga mereka dapat menerima perawatan yang tepat pada waktu yang tepat," ujar Park.

Sebanyak 682 kasus baru infeksi corona pada Kamis terjadi sehari setelah penghitungan harian kasus COVID-19 mencapai 686, tertinggi kedua sejak kasus pertama di Korsel dikonfirmasi pada Januari.

Bahkan, angka kasus yang tinggi itu terjadi ketika aturan jarak sosial yang lebih ketat sudah mulai berlaku pekan ini, kata Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).

Kasus-kasus baru COVID-19 di Korsel terus-menerus mencapai sekitar 600 selama seminggu terakhir.

Hal itu didorong oleh klaster-klaster yang lebih kecil dan lebih sulit dilacak di sekitar ibu kota Seoul yang padat penduduk, sedangkan dua gelombang awal wabah COVID-19 berpusat pada beberapa kelompok warga atau wilayah.

Rekomendasi