Maroko Negara Arab Keempat yang Campakkan Inisiatif Damai Arab

| 11 Dec 2020 11:05
Maroko Negara Arab Keempat yang Campakkan Inisiatif Damai Arab
Ilustrasi: Normalisasi hubungan Maroko-Israel memundurkan proses perdamaian di kalangan Jazirah Arab yang memaksa Israel mengakui kedaulatan Palestina. (Foto: Palestina Libre/Flickr)

ERA.id - Pada Kamis (10/12/2020), Israel dan Maroko sepakat menormalisasi hubungan mereka lewat kesepakatan yang dimediasi oleh Amerika Serikat. Dengan ini Maroko menjadi negara Arab keempat yang 'berbaikan' dengan Israel dalam empat bulan terakhir.

Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui kedaulatan Maroko di kawasan Sahara Barat, yang selama berpuluh-puluh tahun berusaha dimerdekakan oleh kelompok separatis dukungan Algeria, Polisario Front.

Presiden Trump memformalisasi kesepakatan itu melalui telepon, pada Kamis. Ia berbicara langsung dengan Raja Mohammed VI, penguasa Maroko, demikian disampaikan Al Jazeera.

Maroko menjadi negara keempat sejak Agustus yang sepakat menormalisasi hubungan dengan Israel. Sebelumnya telah ada Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan.

Warga Palestina telah menyuarakan protes mereka terhadap persetujuan normalisasi tersebut. Menurut mereka negara-negara di Jazirah Arab harus kukuh pada tuntutan mereka selama ini, yaitu bahwa Israel harus lebih dulu mengakui tanah milik bangsa Palestina bila ingin kedaulatannya diakui.

Pemerintah Palestina, lewat Bassam as-Salhi, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestino, pun telah mengutuk kesepakatan Israel-Maorko.

"Mundurnya negara Arab manapun dari Inisiatif Damai Arab (tahun 2002), yang menyatakan bahwa normalisasi hanya bisa dilakukan jika Israel menghentikan pendudukannya terhadap warga Palestina dan tanah bangsa Arab, adalah sesuatu yang tak bisa diterima. Hal ini makin menunjukkan agresi Israel dan pengabaian mereka terhadap hak asasi rakyat Palestina," kata Salhi, seperti dikutip Al Jazeera.

Di Gaza, juru bicara Hamas Hazem Qassem juga mengatakan kesepakatan Kamis lalu adalah sebuah "dosa" dan meminggirkan warga Palestina.

"Pendudukan Israel menggunakan berbagai normalisasi untuk meningkatkan agresi mereka terhadap bangsa Palestina serta memperluas ekspansi mereka," kata Qassem.

Namun, diberitakan juga oleh Al Jazeera, pada Kamis, Raja Mohammed telah mengatakan kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas bahwa pemerintahan Maroko tetap meyakini resolusi dua-negara dalam konflik Israel-Palestina. Ia menambahkan bahwa negosiasi antara Israel dan Palestina adalah satu-satunya solusi final dan komprehensif untuk menyudahi konflik kedua negara.

Rekomendasi