ERA.id - Presiden Donald Trump untuk pertama kalinya mengakui kekalahan dalam Pemilihan Presiden 2020 yang telah berjalan pada 3 November lalu. Ia berjanji "transisi pada tanggal 20 Januari akan berjalan dengan tertib", demikian disampaikan Associated Press, Kamis (7/1/2021).
Pernyataan tersebut disampaikan setelah Kongres AS mengumumkan Joe Biden sah sebagai presiden-terpilih yang menjabat mulai 20 Januari nanti.
Pengakuan yang ditunggu-tunggu dari Presiden Trump itu juga muncul setelah situasi kaos yang diakibatkan ribuan pendukungnya di kompleks Gedung Capitol, Washington, Rabu petang. Sebagai akibatnya, para anggota Kongres dan Senat harus diamankan ke ruang bawah tanah dan rapat Kongres molor hingga 6 jam.
"Meski saya sangat tidak setuju dengan hasil pilpres, dan banyak fakta memihak ke saya, namun, pada tanggal 20 Januari nanti transisi kekuasaan akan berjalan dengan tertib," sebut Trump lewat pernyataan tertulis yang diunggah ke Twitter via akun direktur komunikasinya.
Seperti diketahui, akun pribadi sang Presiden, @realDonaldTrump, saat ini ditangguhkan hingga 12 jam ke depan oleh pihak Twitter. Cuitan-cuitannya dianggap telah melanggar kebijakan platform media sosial tersebut.
Trump menambahkan, "Meski ini mengakhiri masa terbaik dalam sejarah kepresidenan (Amerika Serikat), ini hanyalah permulaan dari upaya kita untuk membuat Amerika Berjaya Kembali!"
Sebelumnya, pada Rabu, Trump telah mengundang para pendukungnya untuk datang ke kompleks Capitol dan memrotes proses sertifikasi hasil Pilpres 2020. Ia juga cenderung membiarkan protes berubah jadi aksi huru hara. Sejumlah demonstran dikabarkan sampai masuk ke ruangan para anggota Kongres dan mengakibatkan sejumlah kerusakan.
Otoritas kepolisian Washington DC menyatakan 4 orang tewas selama aksi kekerasan. Satu wanita tewas ditembak oleh polisi penjaga gedung DPR AS, sementara tiga orang lainnya meninggal karena "alasan medis".
Respons Trump terhadap aksi kekerasan di Capitol mewakili obsesinya terhadap upaya pembatalan hasil Pilpres 2020, di mana ia kalah lebih dari 7 juta suara dari Joe Biden. Beberapa hari terakhir, Trump menghabiskan waktu dengan mengkritik koleganya sesama anggota Partai Republik yang ia anggap 'kurang loyal', sementara ia terus menerus menyangkal telah kalah dalam pilpres.
Pengakuan kekalahan Trump juga mengikuti dinamika terakhir di Gedung Putih pada hari Rabu. Sejumlah anggota Kongres AS, termasuk sekutu Trump di Partai Republik, hari ini makin intens membicarakan apakah mereka perlu mengaktifkan Amandemen 25 Konstitusi AS guna melengserkan Presiden Trump dari Gedung Putih, dan menunjuk Wakil Presiden Mike Pence untuk menggantikannya sebagai presiden.