Asosiasi Dokter Inggris Ingatkan Risiko Suntik Vaksin COVID-19 dengan Jeda 12 Pekan

| 23 Jan 2021 19:04
Asosiasi Dokter Inggris Ingatkan Risiko Suntik Vaksin COVID-19 dengan Jeda 12 Pekan
Ilustrasi seorang dokter membawa stetoskop. (Foto: Unsplash)

ERA.id - Asosiasi Dokter Inggris (BMA) tengah mendesak otoritas kesehatan Inggris agar pemerintah setempat memangkas jarak waktu antar penyuntikan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech dari 12 pekan menjadi 6 pekan.

Melansir ANTARA, desakan ini disampaikan lewat surat yang dikirim BMA ke Kepala Pejabat Kesehatan Inggris Chris Whitty, Sabtu, (23/1/2021).

Saat ini Inggris memprioritaskan pemberian dosis pertama vaksin COVID-19, dan meminta pasien menunggu hingga 12 pekan untuk disuntik dosis kedua agar semakin banyak warga yang bisa mendapatkan perlindungan awal.

Namun Pfizer dan BioNtech telah memperingatkan bahwa mereka tidak memiliki bukti jika vaksin yang dikembangkannya itu akan tetap memberikan manfaat perlindungan jika dosis kedua diberikan lebih dari 21 hari usai yang pertama.

BMA menyebut pihaknya mendukung penyuntikan dosis kedua maksimal 42 hari setelah dosis pertama. Mengikuti anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO), mereka tidak mendukung masa tunggu yang lebih lama dari itu.

Karena itulah, BMA mendesak Whitty untuk "Segera meninjau ulang sikap Inggris saat ini terkait pemberian dosis kedua setelah 12 pekan."

"Strategi Britania Raya telah semakin jauh berbeda dari negara-negara lain," tulis BMA.

"Anggota BMA juga memperhatikan, bahwa dengan pasokan yang tak sanggup diperkirakan, tidak ada jaminan dosis kedua vaksin Pfizer akan tersedia di pekan ke-12," tulis BMA.

Rekomendasi