ERA.id - Terjadi lonjakan jumlah kasus COVID-19 di China, seperti dilaporkan otoritas setempat pada Senin, (25/1/2021). Kasus-kasus baru ini ditengarai berasal dari sejumlah pasien tanpa gejala (OTG) di Provinsi Jilin yang ada di kawasan timur laut China.
Melansir pernyataan Komisi Nasional Kesehatan China, total jumlah kasus COVID-19 harian di China naik menjadi 124 kasus pada 24 Januari. Peningkatan ini menjadi yang terburuk sejak Maret tahun lalu.
Dari 117 kasus infeksi COVID-19 pada hari itu, 67 kasus berasal dari Provinsi Jilin, dan hampir semuanya (kecuali tiga orang) merupakan pasien yang tak bergejala. Provinsi lain, Heilongjiang melaporkan 35 kasus baru, sementara di Hebei terdapat 11 kasus baru.
Meski jumlah kasus ini relatif jauh lebih kecil dari yang terjadi di negara lain, namun pemerintah China berharap wabah infeksi korona tidak memburuk menjelang Tahun Baru Imlek yang berlangsung bulan depan. Jutaan orang diprediksi bakal melakukan perjalanan selama momen tersebut, dan bisa menyebarkan virus ke seluruh penjuru negeri.
Untuk mencegah memburuknya wabah, pemerintahan lokal China telah menerapkan aturan seperti mengkarantina jutaan warga, melarang perjalanan antar daerah, hingga pengujian COVID-19 secara masal.
Berdasarkan laporan Reuters, pasien OTG COVID-19 selama ini tidak diklasifikasikan sebagai kasus terkonfirmasi korona. Angka kasus seperti ini secara nasional telah turun dari 92 kasus menjadi 45 kasus per hari.
Di negara berpopulasi terbesar di dunia itu tercatat ada 89.115 kasus infeksi COVID-19 sejak awal pandemi. Angka kematian masih belum beranjak dari 4.635 kasus.