ERA.id - Universitas Oxford pada Kamis, (25/2/2021), menyatakan bahwa salah satu laboratorium riset mereka yang sedang meneliti penyakit COVID-19 mengalami serangan siber, seperti dilaporkan media The Verge.
Sebelumnya sebuah investigasi di majalah Forbes menunjukkan bahwa pakar teknologi siber Alex Holden menemukan akses tersembunyi ke peralatan laboratorium Oxford di Inggris. Lebih-lebih, direktur teknologi di firma keamanan siber Hold Security itu memperlihatkan ada catatan akses diam-diam lewat celah itu pada 14 Februari lalu.
Laboratorium yang dimaksud bernama 'Strubi' dan bagian dari Division of Structural Biology milik Oxford. Belum diketahui apakah lab atau riset di fasilitas ini terhubung langsung ke suatu vaksin COVID-19 yang dijalankan oleh Oxford Vaccine Group dan the Jenny Institute. Belum diketahui juga apakah data yang dicuri dalam serangan siber ini, sebut The Verge.
"Kami telah menemukan dan mengatasi masalah ini, serta sedang menginvestigasinya secara lebih lanjut," kata juru bicara Universitas Oxford kepada majalah Forbes.
"Riset klinis tidak terdampak karena tidak dijalankan di area yang terdampak."
Universitas Oxford mengonfirmasi bahwa beberapa mesin yang terakses termasuk alat untuk memurnikan sampel biokimiawi, yang beberapa mencakup protein yang digunakan dalam riset COVID-19.
Forbes menulis bahwa pelaku penyerangan kemungkinan tidak terhubung dengan pemerintahan negara manapun dan sekadar mencari riset berharga yang bisa dijual di pasar gelap.
Oxford menyatakan telah mengabari Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris (NCSC) yang kini tengah menyidik kasus ini. "Kami telah mengetahui insiden yang menyasar ke Universitas Oxford dan sedang berusaha memahami dampak yang diakibatkan," kata juru bicara NCSC kepada Forbes.