ERA.id - Di tengah upaya ketat menghalau gelombang infeksi COVID-19 lanjutan, pemerintah Singapura menawarkan ke sejumlah perusahaan untuk mengujicoba aplikasi berbasis ponsel pintar (smartphone) sebagai 'garda pertama' skrining kondisi pegawainya.
Salah satu yang menarik adalah aplikasi buatan startup Singapura, Nervotec, yang dalam waktu 45 detik saja mampu menunjukkan ke pengguna level detak jantung, level oksigen, bahkan tingkat stres yang ia alami.
Dilansir dari Reuters, perusahaan konstruksi bernama Kajima disebut telah menggunakan aplikasi ini sejak Desember. Setiap pagi, seluruh pekerja konstruksi akan dicek kondisi fisiknya menggunakan aplikasi ini, meminimalisasi kebutuhan mereka untuk pergi ke klinik kesehatan.
Aplikasi tersebut bahkan bisa juga memberitahu kapan seseorang perlu berobat ke dokter.
Aplikasi ini sendiri hanya menggunakan teknologi kamera smartphone yang bisa mengukur level detak jantung seseorang dengan mendeteksi tingkat pantulan cahaya pada kulit seseorang sesuai dengan peredaran darah di bawahnya.
Kepada Reuters, pendiri Nervotec, Jonathan Lau, mengaku kalau pemerintah Singapura sangat tertarik pada teknologi tersebut.
"Ketertarikan paling banyak muncul dari penyelenggara kesehatan, dari pihak swasta maupun publik," kata dia.
Ide teknologi ini muncul dari pengalaman pribadinya sebagai pilot angkatan udara, ketika ia menjalani cek kesehatan secara rutin. Belakangan ia mendirikan perusahaan produsen alat deteksi untuk memonitor para pilot.
Ketika pandemi tiba di Singapura, Lau pun mengembangkan ide tersebut secara lebih jauh.
Saat ini aplikasi ini masih dijajal secara lokal. Chwee Teck Lim, direktur Institute of Health Innovation and Technology dari National University of Singapure (NUS), menyebut teknologi ini bisa berdampak besar bila disetujui oleh regulator.
"Yang diusulkan oleh Nervotec ini bisa menjadi suatu terobosan," kata Lim.