Chess.com Tegaskan Dewa_Kipas Mutlak Bermain Curang

| 16 Mar 2021 20:20
Chess.com Tegaskan Dewa_Kipas Mutlak Bermain Curang
Ilustrasi permainan catur. (Foto: Unsplash)

ERA.id - Menyangkut polemik pemblokiran akun pemain catur asal Indonesia Dadang Subur, alias Dewa_Kipas, tim Chess.com telah menjelaskan, via Twitter, bahwa keputusan pembatasan akses bukan dipicu laporan pengguna lain. Keputusan itu karena Dewa_Kipas dianggap melakukan kecurangan.

Lewat akun resminya, Chess.com menyebut bahwa statistik permainan Dadang Subur di situsnya telah dicermati oleh tim Fair Play yang berisi tujuh staf yang tugasnya mirip seperti ilmuwan data.

Direktur Operasi Chess.com, Danny Rensch, seperti diberitakan majalah Wired.com, mengatakan bahwa tim yang ia pimpin itu awalnya mendapat laporan dari sejumlah pemain dan juga peringatan dari algoritma terkait permainan akun Dewa_Kipas yang digunakan Dadang.

"Kami bekerja dalam konteks pengalaman kami memahami sejauh apa level permainan pemain catur terbaik di dunia saat ini," kata Rensch.

Manusia atau Robot

Algoritma 'pengawas kecurangan' dari situs Chess.com pun digarap untuk mampu memahami bagaimana kecurangan bisa terjadi dalam gim daring. Apakah dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI)? Apakah lewat bantuan pecatur profesional? Apakah pengguna memakai bot, atau sistem komputer?

Rensch membandingkan kerja tim Fair Play dengan aturan anti-doping dari Komite Olimpiade Internasional. Komite itu bisa mengetahui apa level tertinggi yang bisa dicapai atlet terbaik dunia dalam kondisi standar. Jika sesuatu terjadi di luar level tersebut - misalnya, kemenangan beruntun oleh pemain yang tak memiliki sertifikat ranking - maka bisa dipastikan pemain yang bersangkutan curang.

Di kasus Dewa_Kipas, anomali semacam itu pertama kali diungkapkan oleh Levy Rozman sendiri, si pemilik akun GothamChess. Ia terkesima melihat Dewa_Kipas mampu mengumpulan seribu poin dalam waktu satu bulan, hingga rankingnya naik ke level 2.300. Kala itu Rozman, seorang master catur internasional, memiliki ranking 2.431 di Chess.com.

Lebih-lebih, Dewa_Kipas tidak menunjukkan label master yang tersertifikasi, misalnya oleh Federasi Catur Dunia (FIDE).

Kepada Wired.com, Rensch menyebut kasus Dewa_Kipas "sangat, sangat dipastikan" adalah kasus kecurangan. Tim Fair Play menemukan bahwa akurasi permainan akun tersebut sangat mirip dengan mesin catur hingga di taraf yang tak masuk akal. Bahkan akurasinya di atas grandmaster tertinggi Indonesia, Susanto Megaranto, yaitu 95,3 berbanding 94,4.

Sebelumnya, Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) pada Jumat, (12/3/2021), telah membahas anomali pada permainan Dewa_kipas. Pengamat catur dan pakar IT Heri Darmanto menyatakan ada perubahan grafik permainan Dewa Kipas sejak 22 Februari. Ia menyebut bahwa akurasi Dewa Kipas sejak tanggal itu selalu di atas 90 persen, yang tidak mencerminkan pola permainan pecatur profesional sekalipun yang masih bisa naik turun.

Wired.com sendiri berhasil mengontak Dadang Subur dan anaknya, Ali Akbar, guna mengonfirmasi kontroversi ini. Keduanya disebut bersedia menyambut master catur untuk bertandang ke rumah dan main catur dengan Dadang, si pemilik akun Dewa_Kipas.

Pertandingan itu nantinya bisa ditayangkan secara langsung di depan kamera. Dan Dadang pun merasa yakin bahwa dirinya bakal menang.

Rekomendasi