China Bujuk Warganya Agar Punya Lebih Banyak Anak, Netizen Sewot

| 31 May 2021 19:54
China Bujuk Warganya Agar Punya Lebih Banyak Anak, Netizen Sewot
Ilustrasi: Kerumunan warga di Shanghai, China, April 2019. (Foto: Javier Quiroga/Unsplash)

ERA.id - China mengumumkan bahwa pasangan suami-istri kini diijinkan memiliki hingga tiga anak, menjadi perubahan besar yang menggantikan kebijakan 'dua-anak' di China.

Dilansir dari sejumlah media, Senin, (31/5/2021), perubahan ini disetujui selama pertemuan politbiro yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping.

"Untuk lebih mengoptimalkan kebijakan kelahiran, (China) akan menerapkan kebijakan satu-pasangan-bisa-memiliki-tiga-anak," demikian laporan Xinhua.

Pada 2016, China membatalkan kebijakan satu anak yang selama puluhan tahun diberlakukan untuk menghentikan ledakan populasi. Kemudian, batasan dua anak diberlakukan, namun, masih gagal mengatur angka kelahiran berkelanjutan. Tingginya biaya membesarkan anak di kota-kota China ditengarai menjadi alasan banyak pasangan terhalang untuk memiliki anak.

Kebijakan 'tiga-anak' muncul setelah data terbaru menunjukkan penurunan dramatis angka kelahiran di negeri berpenduduk terpadat di dunia itu.

"Perubahan kebijakan muncul dengan "langkah-langkah yang mendukung, yang akan kondusif untuk meningkatkan struktur populasi negara kita, memenuhi strategi negara untuk secara aktif mengatasi populasi yang menua dan mempertahankan keuntungan, pemberian sumber daya manusia," seperti dilansir dari Xinhua.

Pengumuman itu mendapat tanggapan dingin di media sosial China, di mana banyak orang mengatakan mereka tidak mampu memiliki bahkan satu atau dua anak.

"Saya bersedia memiliki tiga anak jika Anda memberi saya 5 juta yuan (sekitar Rp11,2 miliar)," kata seorang pengguna di Weibo.

Awal bulan ini, sensus sekali dalam satu dekade China menunjukkan bahwa populasi tumbuh pada tingkat paling lambat selama dekade terakhir sejak 1950-an, menjadi 1,41 miliar jiwa.

Data juga menunjukkan tingkat kesuburan hanya 1,3 anak per perempuan untuk tahun 2020 saja, setara dengan masyarakat lansia seperti Jepang dan Italia.

 

 

Rekomendasi