Bangsa Pribumi Kanada Temukan Lagi Kubur Tanpa Nama, Kini Berjumlah 182 Makam

| 01 Jul 2021 14:17
Bangsa Pribumi Kanada Temukan Lagi Kubur Tanpa Nama, Kini Berjumlah 182 Makam
Pintu Katedral Saskatoon di Kanada dipenuhi cat merah dengan tulisan 'Kami hanya anak-anak', menyusul ditemukannya 751 makam tanpa identitas di bekas sekolah asrama bagi kaum pribumi. (Foto: Donna Heimbecker/Twitter)

ERA.id - Setelah penemuan dua kelompok kuburan tanpa nisan - berjumlah total 1.000 makam - Bangsa Pribumi Kanada menemukan satu lagi kompleks kuburan semacam itu. Kali ini 182 jenazah diperkirakan dikuburkan tanpa identitas.

Melansir Deutsche-Welle, (1/7/2021), kelompok Bangsa Pribumi Kanada di British Columbia pada Rabu menemukan 182 kuburan baru menggunakan alat pendeteksi radar di dekat bekas sekolah asrama untuk program asimilasi penduduk pribumi, St. Eugene's Mission School.

Sekolah misi itu pernah dioperasikan oleh Gereja Katolik dari tahun 1912 hingga awal 1970an, dilansir dari DW.

Kelompok yang menemukan makam tersebut, The Lower Kootenay Band, menyatakan, lewat rilis pers, bahwa jenazah-jenazah tanpa nama itu dikubur 90 cm hingga 1,2 meter di bawah tanah. Mereka meyakini bahwa jenazah tersebut berasal dari kelompok bangsa Ktunaxa dan bangsa Pribumi Kanada lainnya.

Temuan yang menyusahkan hati ini menyusul dua penemuan kubur tanpa identitas sebelumnya. Pada Mei, 215 jenazah anak-anak ditemukan terkubur tanpa nisan di Kamloops Indian Residential School, juga di British Columbia. Lalu, pekan lalu, 751 jenazah lainnya terdeteksi di sebuah sekolah di Marieval di daerah Saskatchewan, Kanada.

Hingga akhir abad ke-20, anak-anak dari Bangsa Pribumi Kanada memang dipaksa untuk mendaftar ke 139 sekolah asrama asimilasi. Di tempat-tempat itu, melansir DW, mereka menjadi korban penyiksaan dan tekanan mental oleh guru dan kepala sekolah yang melarang mereka berbicara menggunakan bahasa asli dan mempraktekkan kebudayaan bangsa mereka.

Sebuah komisi yang dibentuk pemerintahan Kanada belakangan menyimpulkan negara itu telah menjalankan apa yang disebut sebagai 'genosida budaya' dan menebabkan 4.000 nyawa warga Pribumi melayang lewat program asimilasi.

Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik sedunia, dikabarkan bakal menemui perwakilan Bangsa Pribumi yang jadi korban genosida Kanada pada Desember nanti, melansir The Guardian, (30/6/2021).

Rekomendasi