Rahasia Brunei Darussalam Bisa Nol Covid-19 Lokal Selama 435 Hari Berturut-turut

| 18 Jul 2021 06:30
Rahasia Brunei Darussalam Bisa Nol Covid-19 Lokal Selama 435 Hari Berturut-turut
Arsip: Delegasi Brunei Darussalam dalam sesi jajak pendapat dalam Konferensi Umum ke -64 IAEA, (25/9/2020). (Foto: IAEA Imagebank/Flickr)

ERA.id - Brunei Darussalam pekan ini bergembira tidak hanya karena merayakan ulang tahun Sultan Hassanal Bolkiah yang ke 75 tahun, (15/7/2021), namun, juga karena situasi pandemi Covid-19 yang berhasil ditekan di dalam negeri.

Melansir The Star, Brunei Darussalam berhasil mencatatkan 435 hari tanpa infeksi Covid-19 lokal.

Melansir koran yang sama, kasus infeksi Covid-19 lokal di Brunei terakhir kali ditemukan pada 6 Mei 2020.

Mengenai bagaimana hal tersebut bisa dilakukan, dua peneliti dari University of Nottingham Malaysia pernah membahasnya di East Asia Forum. Dalam artikel yang dirilis akhir Januari tersebut, peneliti Nadia Azierah Hamdan dan William Case menjabarkan strategi yang dilakukan sang Sultan Brunei.

Mereka menyebut bahwa Sultan Bolkiah telah menerapkan strategi pemberantasan infeksi Covid-19 sejak awal tahun lalu, ketika wabah corona belum seluas sekarang.

Pemerintah Brunei saat itu mengalokasikan anggaran 15 juta dolar Brunei atau setara Rp151 miliar untuk penanganan wabah Covid-19 dan keadaan darurat. Di samping itu, institusi pemerintah Brunei juga digenjot agar adaptif terhadap keadaan tersebut.

Selama menangani pandemi, Brunei berhasil mempertahankan pendapatan lewat industri minyak dan gas. Alhasil, ekonomi negara tersebut tak terlalu 'terkapar' bila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.

Di sisi lain, pelayanan publik juga dipermak hingga pemerintah turut membuka celah komunikasi baru. "(Ada) acara langsung setiap hari di televisi dan melalui media sosial, didukung layanan hotline 24 jam untuk pertanyaan tentang Covid-19," sebut Nadia, melansir East Asia Forum.

Kasus Covid-19 pertama Brunei muncul pada 9 Maret tahun lalu, dan langsung melambung jadi 100 kasus hanya dalam 15 hari pertama. Belakangan diketahui, bahwa kasus baru dipicu kembalinya jemaah tabligh dari Malaysia.

Sejak itu, Kementerian Kesehatan Brunei mengadopsi aturan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait protokol kesehatan, serta pelacakan kontak via aplikasi Bruhealth. Aplikasi ini diikuti 90 persen warga.

Di saat yang sama, semua tempat ibadah dan tempat pertemuan ditutup. Lalu, agar warga makin patuh, Brunei memberlakukan denda dan hukuman penjara terhadap pelanggaran aturan wabah Covid-19.

Sejak Mei 2020 kurva infeksi Covid-19 di Brunei telah melandai. Baru pada November 2020 terdapat sembilan kasus Covid-19 impor dan tiga kematian akibat infeksi virus.

Brunei pun menjadi salah satu negara yang paling progresif dalam membuka kembali ekonominya di tengah pandemi corona. Restoran, pasar dan pusat kebugaran dibuka kembali. Meski begitu, warga tetap dilarang untuk melakukan perjalanan internasional.

Hingga Kamis lalu, Brunei tidak melaporkan adanya infeksi Covid-19 baru. Sementara ini, total kasus infeksi secara nasional negara itu berjumlah 282 kasus.

Pada Rabu lalu, Brunei juga mengumumkan bahwa 106.004 warga telah mendapatkan setidaknya satu kali suntikan vaksin Covid-19. Angka tersebut setara dengan 23,4% total populasi negara tersebut.

Seluruh warga dan penduduk Brunei, termasuk WNA yang memiliki tanda pengenal resmi, berhak menerima vaksin Covid-19 secara gratis.

Rekomendasi