Siarkan Khotbah Radikal dan Berbau Jihad, Masjid di Prancis Terpaksa Ditutup

| 29 Dec 2021 22:05
Siarkan Khotbah Radikal dan Berbau Jihad, Masjid di Prancis Terpaksa Ditutup
Ilustrasi masjid di Prancis (Unsplash/@kalimullin)

ERA.id - Sebuah masjid di wilayah Prancis utara Oise terpaksa ditutup akibat aksi seorang imam yang melakukan khotbah. Imam itu melakukan khotbah radikal dan berbau jihad ke para jamaah yang hadir.

Menurut pihak berwenang, Masjid di kota Beauvais akan ditutup selama enam bulan. Penutupan ini buntut dari khotbah radikal yang dilakukan oleh seorang imam.

Langkah itu dilakukan dua minggu setelah Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan dia telah memicu prosedur untuk menutup situs tersebut karena imam di sana "menargetkan orang Kristen, homoseksual dan Yahudi" dalam khotbahnya.

“Ini tidak dapat diterima,” kata Gerald, dikutip BBC, Rabu (28/12/2021).

Pihak berwenang memberi waktu 10 hari kepada masjid untuk merespons. Dalam catatan surat kabar lokal Courrier Picard, imam masjid diketahui baru saja masuk Islam.

Pengacaranya, Samim Bolaky, mengatakan akan ada sidang pengadilan atas banding tersebut dalam waktu 48 jam.

"Pihak berwenang mengatakan imam, yang menurut asosiasi itu hanya berkhotbah sesekali dan sekarang telah diskors, sebenarnya hadir secara teratur di masjid," menurut dokumen resmi yang mengutip alasan penutupan yang dikutip dari AFP .

Dikatakan imam telah menyebut jihad, istilah untuk perang melawan musuh-musuh Islam, sebuah tugas, dan telah memuliakan para pejuangnya sebagai pahlawan yang melindungi Islam dari pengaruh Barat. Dia juga menyebut non-Muslim sebagai musuh.

"Ancaman teroris tetap pada tingkat yang sangat tinggi dan penutupan itu bertujuan untuk mencegah tindakan terorisme yang dilakukan", kata dokumen itu, dikutip AFP.

Tahun lalu, Darmanin mengumumkan tindakan keras terhadap masjid-masjid yang memiliki hubungan ekstremis, dengan mengatakan beberapa masjid dapat ditutup jika ditemukan mendorong "separatisme".

Aksi itu merupakan  tanggapan terhadap pemenggalan kepala guru Samuel Paty dan penusukan fatal terhadap tiga orang di sebuah katedral di Nice pada Oktober 2020, yang dipersalahkan pada ekstremis Islam.

Kementerian dalam negeri mengatakan bulan ini bahwa sekitar 100 masjid dan ruang sholat Muslim dari jumlah total lebih dari 2.600 Prancis telah diselidiki selama beberapa bulan terakhir karena dicurigai menyebarkan ideologi "separatis".

“Enam situs sedang diperiksa dengan maksud untuk menutupnya berdasarkan undang-undang Prancis terhadap ekstremisme dan separatisme Islam,” katanya.

Rekomendasi