ERA.id - Kebakaran hebat terjadi di Rumah Sakit Mame Abdou Aziz Sy Dabakh di kota Tivaouane, Senegal barat, Kamis (26/5/2022) waktu setempat. Insiden itu menewaskan sedikitnya sebelas bayi yang baru lahir.
Presiden di negara itu, Macky Sall menyampaikan duka cita mendalam atas insiden yang menewaskan sebelas bayi tersebut. Sall pun menetapkan tiga hari sebagai hari berkabung nasional dan meminta warga untuk mengibarkan bendera setengah tiang.
"Saya baru mengetahui, dengan rasa sakit dan ketakutan, kematian 11 bayi yang baru lahir. Saya mengungkapkan belas kasih saya yang mendalam kepada ibu dan keluarga mereka," kata Sall, dikutip CNN, Jumat (27/5/2022).
Selain menetapkan hari berkabung nasional selama tiga hari, Sall juga meminta agar penyidik melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui penyebab kebakaran. Hal ini disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri, Antoine Felix Abdoulaye Diome.
"Di luar itu, dia (Sall) meminta kami meninjau semua peralatan dan infrastruktur yang didedikasikan untuk bayi baru lahir yang membutuhkan bantuan mesin untuk perawatan mereka," kata Diome.
"Kami akan melakukannya di sini di Tivaouane dan di semua rumah sakit di Senegal di mana ada layanan neonatal," tambahnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Senegal, Abdoulaye Diouf Sarr, mengatakan secara terpisah bahwa insiden kebakaran ini disebabkan oleh hubungan arus listrik pendek dan terjadi di departemen neonatologi, Rumah Sakit Mame Abdou Aziz Sy Dabakh.
"Ketika kami mendengarnya, kami menelepon manajemen untuk mencari tahu apa yang terjadi. Kami diberitahu bahwa ada korsleting di departemen. Perawat yang ada di sana turun tangan," ungkap Sarr.
Peristiwa kebakaran yang menewaskan bayi ini bukanlah kali pertama yang terjadi di fasilitas kesehatan umum di Senegal. Di mana sebagian besar penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan dengan akses yang terganggu ke perawat kesehatan di daerah pedesaan.
Kebakaran serupa sebelumnya juga terjadi dan menewaskan empat bayi yang baru lahir tahun lalu di sebuah rumah sakit di kota utara Lingure. Peristiwa itu terjadi di bangsal bersalin dengan alasan korsleting listrik di unit pendingin ruangan.
Direktur Amnesty Internasional Senegal, Seydi Gassama, meminta agar departemen neonatologi di rumah sakit Senegal diperiksa.
"Kami bersimpati dengan rasa sakit keluarga yang ditinggalkan dan mendesak pemerintah untuk membentuk komisi penyelidikan independen," kata Gassama.
Saat ini pemerintah setempat sedang berupaya untuk menemukan cara untuk menghentikan bencana serupa terjadi di kemudian hari.