ERA.id - Ketua Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan atau Komnas Perempuan, Andy Yentriyani menyampaikan inovasi yang dilakukan untuk pencegahan inklusif, penanganan, dan pemulihan korban kekerasan terhadap perempuan.
Andy Yentriyani mengatakan inovasi yang dilakukan Komnas Perempuan adalah menyampaikan informasi serta edukasi lewat media. Ini merupakan sebagai bentuk pencegahan perempuan agar tak mendapatkan kekerasan, terutama dari laki-laki.
"Inovasi dilakukan dari media luring atau proses sifatnya digital, alatnya menggunakan teknologi," ujar Andy, lewat acara webinar 'Inovasi yang Inklusif untuk Pencegahan, Penanganan, dan Pemulihan Korban Kekerasan Berbasis Gender terhadap Perempuan' dari Komnas Perempuan pada Rabu (11/9).
"Kami menyasar bukan penanganan, tapi upaya efektivitas pencegahan. Sebab ini salah satu hal yang digaris bawahi tentang bagaimana caranya kita bisa mengoptimalkan upaya pencegahan," tambahnya.
Baginya, inovasi ini bisa membuat jumlah kasus kekerasan perempuan menurun. Meski begitu, cara ini bukan berarti Komnas Perempuan mengejar menurunnya angka laporan kekerasan perempuan.
"Karena sesungguhnya naiknya angka pelaporan merupakan sinyal positif keberanian dan kepercayaan diri korban untuk mengakses pelaporan." tuturnya.
Menurutnya, perempuan sangat rentan sebagai korban kekerasan dan pelakunya adalah laki-laki. Selain dipidana, pelaku juga perlu diperbaiki cara pandangnya melalui konseling dan rehabilitasi setelah keluar dari penjara.
Selain itu, kekerasan yang terjadi pada perempuan akan memiliki dampak psikologis yang tidak sederhana dan cenderung menimbulkan traumatis sehingga dapat membuat keadaan mental pada korban menurun. Traumatis yang dirasakan oleh korban kekerasan membawa resiko yang lebih besar untuk mengalami ganguan stres.