ERA.id - Sejak kamera hp semakin canggih, orang-orang makin menggemari selfie atau swafoto. Apalagi di era internet sekarang, ketika jutaan foto diri diunggah tiap hari ke media sosial.
Selfie kemudian sering kali diidentikkan dengan bentuk kesombongan, pamer, atau narsistik. Namun, benarkah begitu? Apakah ada alasan lebih dalam di balik kegemaran orang mengabadikan diri lewat foto?
Studi dari The Ohio State University yang dipublikasikan pada April 2023 di jurnal Social Psychological and Personality Science mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Peneliti utama Zachary Niese dan Profesor Lisa Libby menemukan perbedaan menarik antara dua jenis foto pribadi.
Foto yang diambil dari sudut pandang orang pertama (misalnya, potret pemandangan) lebih baik dalam menggambarkan pengalaman fisik dari suatu momen. Sebaliknya, swafoto justru lebih berfungsi dalam menangkap makna yang lebih dari suatu peristiwa dalam hidup seseorang.
Seperti yang ditekankan oleh Profesor Libby, "Foto-foto dengan orang di dalamnya bisa mendokumentasikan makna yang lebih besar dari sebuah momen. Dan itu tidak selalu terkait dengan keinginan untuk menyombongkan diri."
Studi yang melibatkan lebih dari 2.113 partisipan ini menunjukkan bahwa manusia punya intuisi alami dalam memilih cara memotret agar sesuai dengan tujuan mereka.
Ambil contoh jika seseorang mengambil potret di pantai. Orang itu mungkin memotret pemandangan laut lepas (tanpa ada dirinya) untuk merasakan pengalaman keindahan alam itu sendiri.
Namun, jika orang itu berfoto bersama sahabatnya di pantai, tujuannya adalah mengabadikan makna kebersamaan atau persahabatan di momen tersebut. Fokus utama bukanlah pada pemandangan pantai yang indah, walaupun pemandangan itu makin memperkuat makna dari foto.
Peneliti juga menemukan bahwa kita akan merasa kurang puas dengan hasil foto apabila cara memotretnya tidak sesuai dengan apa yang ingin kita sampaikan.