ERA.id - Ahli tarot Bunda Sekar Ayunda meramal nasib rakyat Indonesia dari tahun 2022-2024 di masa kepimpinan Ketua DPR RI Puan Maharani. Diketahui putri Ketua PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ini sedang menjadi sorotan. Salah satunya karena sikapnya terhadap kenaikan harga BBM.
Banyak yang mendesak Puan Maharani segera meminta maaf karena asyik rayakan ulang tahun di ruang sidang paripurna di tengah unjuk rasa kenaikan harga BBM.
Bunda Sekar Ayunda melihat banyak kesedihan dan kesengsaraan yang dirasakan masyarakat Indonesia selama 2022 hingga 2024. Banyak masyarakat Indonesia memikirkan bayaran sekolah. Sebab, perekonomian yang tak bagus
"Ada kesedihan, air mata. Tangisan kesedihan, rakyat mulai berkabung. Dengan banyaknya masalah, masalah dari keluarga masing-masing, bagaimana bayar uang sekolah anaknya," ujarnya, dikutip dari kanal YouTube Sekar Ayunda Spiritual Healing.
Bunda Sekar merasa tak tega dengan rakyat tetap harus membayar sekolah, padahal semua sekolah negeri bisa digratiskan. Menurutnya, pemerintah harusnya menomorsatukan kepentingan rakyat.
"Kesengsaraan ini disebabkan perekonomian tidak bagus, sedangkan ketuntutan kehidupan harus dipenuhi. Jadi ada kesedihan," paparnya.
"Sulit untuk mendapatkan bantuan dari harapan kita kepada DPR. Sulit menyuarakan kita suarakan ini. Pembantu pedangnya diketuai DPR Puan Maharani. Terus kita bantuan ke siapa? Puan Maharani? Pembantu pedangnya enggak efektif untuk membantu kita sebagai rakyat," lanjutnya.
Bunda Sekar Ayunda melihat adanya energi buruk di dalam diri Puan Maharani. Hal ini karena banyak masyarakat Indonesia yang tak menyukai perempuan berusia 49 tahun itu.
"Ini energi buruk. Pikiran dari seluruh masyarakat yang buruk itu energi buruk menciptakan sang pencinta terbalik. Rasa kasih hilang, ini bisa akhirnya segala sesuatu dihalalkan. Rasa kasih sayang hilang, kejahatan bertambah, kemudian tidak saling menghormati satu sama lain," paparnya.
"Atasan dan bawahan sudah tak ada saling menghormati. Kementrian dan presiden sudah tak baik lagi hubungannya. Pimpinan DPR dan rakyatnya sudah tidak ada kasih. Sang pencintanya hilang karena energi buruk, ada rasa ego, memikirkan diri sendiri, golongannya. maka itu akan terjadi," lanjutnya.
Masyarakat merasa suaranya tidak pernah didengar oleh Puan Maharani ketika sedang demo di depan gedung DPR. Ia melihat Puan merasa pilihannya selama ini benar.
"Suara kita enggak bisa dapat perhatian dari ketua DPR, seharusnya kita dapat hal-hal baik, tapi kesulitan ekonomi terjadi global. Karena hilangnya kasih dan komunikasi yang nyambung," jelasnya.
"DPR merasa dialah yang punya suara untuk menyuarakan. Tapi dia enggak sadar, kedudukan diperoleh dari suara-suara yang memilihnya. Tapi dia merasa sudah melakukan hal yang baik dan benar," lanjutnya.