Tata Cara Mandi Wajib Laki-Laki yang Benar dan Sah, Jangan Sampai Salah

| 22 Oct 2022 21:35
Tata Cara Mandi Wajib Laki-Laki yang Benar dan Sah, Jangan Sampai Salah
Ilustrasi laki-laki mandi (freepik)

ERA.id - Bagi umat muslim, bersuci bukan hanya wudu. Satu hal yang bersifat wajib dari bersuci adalah janabah. Masyarakat biasanya menyebutnya sebagai mandi junub atau mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar. Dalam melaksanakannya, ada tata cara mandi wajib laki-laki yang benar dan sah.  

Praktik ini merupakan mandi yang diwajibkan bagi umat muslim yang sedang dalam keadaan junub. Menurut KBBI, junub memiliki makna keadaan kotor karena keluar mani atau bersetubuh yang mewajibkan seseorang mandi dengan membasahi (membersihkan) seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaku.

Dikutip Era dari Nu Online, seseorang disebut junub jika mengalami salah satu dari dua hal. Pertama, keluarnya mani dari alat kelamin, naik laki-laki maupun perempuan. Keluarnya mani bisa karena mimpi basah, memainkan alat kelamin, ataupun gairah yang timbul dari penglihatan atau pikiran. Hal kedua adalah jimak atau berhubungan seksual, meskipun dalam praktik tersebut tidak mengeluarkan mani.

Informasi terkait mandi wajib bersifat penting sebab berkaitan dengan ibadah-ibadah yang lain, baik yang fardu atau wajib maupun sunah. Orang yang junub dilarang melakukan beberapa hal, misalnya melaksanakan salat, berdiam diri atau duduk di masjid, tawaf (mengelilingi Ka'bah), melafalkan ayat Al-Qur'an, dan menyentuh mushaf.

Tata Cara Mandi Wajib Laki-Laki yang Benar dan Sah

Agar junub tidak mengganggu aktivitas ibadah, mandi wajib perlu segera dilaksanakan. Bagaimana caranya?

Terdapat dua rukun yang harus dilaksanakan oleh orang yang mandi junub. Rukun pertama adalah niat. Maksudnya, kesengajaan yang diungkapkan dalam hati. Jika mampu melafalkan juga secara lisan, hal tersebut dinilai lebih utama. Berikut ini adalah contoh lafal niat mandi junub.

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

"Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari janabah, fardu karena Allah taala."

Dalam madzhab Syafi'i, niat mesti dilakukan bersamaan dengan penyiraman pertama air ke tubuh.

Rukun kedua adalah mengguyur seluruh bagian luar tubuh dengan air, tanpa terkecuali termasuk bulu-bulu yang ada di tubuh bagian luar. Air juga harus mengalir sampai kulit dalam dan pangkal rambut/bulu. Dengan kata lain, air benar-benar mengalir di seluruh permukaan tubuh. Dengan demikian, tubuh diasumsikan telah tidak mengandung najis.

Sunah Mandi Junub

Dalam praktik mandi junub, terdapat pula beberapa hal yang disunahkan untuk dilakukan. Imam al-Ghazali dalam Bidâyatul Hidâyah secara teknis menjelaskan adab mandi junub dengan cukup rinci, mulai dari awal masuk kamar mandi hingga keluar dari kamar mandi.

Ilustrasi membersihkan rambut (unsplash)

Pertama, ketika masuk kamar mandi, ambil air lalu basuh tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali. Kedua, bersihkan kotoran atau najis apa pun yang masih menempel di tubuh.

Ketiga, berwudu sebagaimana wudu saat akan melaksanakan salat, termasuk doa-doanya, akhiri dengan menyiram kedua kaki. Keempat, memulai mandi junub dengan mengguyur kepala sebanyak tiga kali—ketika melakukannya, lakukan niat untuk menghilangkan hadas dari janabah.

Setelah itu, mengguyur bagian tubuh sebelah kanan sebanyak tiga kali, kemudian mengguyur bagian tubuh sebelah kiri sebanyak tiga kali. Setelah mengguyur seluruh tubuh, gosok-gosklah tubuh, baik depan maupun belakang, sebanyak tiga kali. Selain itu, bersihkan juga sela-sela rambut dan jenggot (jika memiliki).

Pastikan pula air mengalir hingga ke lipatan-lipatan kulit dan pangkal rambut. Sebaiknya hindarkan tangan menyentuh kemaluan. Jika ternyata tersentuh, berwudulah lagi.

Meski demikian, perlu dicatat bahwa dari seluruh praktik tersebut, hal yang wajib hanyalah niat, membersihkan najis (bila ada), dan mengguyurkan air ke tubuh secara menyeluruh.

Selain hal tersebut merupakan hal yang sifatnya sunnah muakkadah dengan keutamaan-keutamaan yang tidak boleh diremehkan. Imam al-Ghazali menjelaskan, orang yang mengabaikan kesunahan tersebut merugi sebab sejatinya amalan-amalan sunah itu menambal kekurangan pada amalan fardu.

Itulah tata cara mandi wajib laki-laki yang benar dan sah. Dengan memahami tata caranya, semoga ibadah kita menjadi lebih baik. 

Rekomendasi