ERA.id - Kucing dengan belang tiga warna umumnya hanya ditemukan pada jenis betina. Jika ada kucing jantan berbelang tiga warna, biasanya disebut calico. Namun, kenapa hampir tidak ada kucing belang tiga jantan?
Sementara, sejumlah mitos mengenai kucing jantan belang tiga hidup di sebagian masyarakat Indonesia, misalnya bisa membawa keberuntungan atau memiliki kekuatan mistis. Di luar negeri, kucing jantang dengan belang tiga warna memiliki sebutan khusus. Di Perancis kucing ini disebut chatte d'Espagne, sedangkan di Jepang disebut mi-ke.
Penjelasan Ilmiah Kucing Belang Tiga Warna
Fenomena kucing belang tiga warna jantan ternyata bisa dijelaskan secara ilmiah. Dikutip Era dari Kompas, hal tersebut dijelakan oleh Guru Besar IPB University, Prof. Ronny Rachman Noor.
Dia menerangkan, kucing domestik punya kromosom sebanyak 38 buah. Kromosom-kromosom di setiap sel tubuh kucing tersebut ada dalam keadaan berpasangan, yaitu 19 pasang. Dari 19 pasang krosomom ini, 18 pasang kromosom disebut dengan kromosom autosom (autosomal chromosome) dan satu pasang adalah kromosom seks (sex chromosome).
Pasangan kromosom tersebut bisa diperoleh dari pejantan (setengah) dan dari induknya (setengah yang lain). Seekor kucing jantan punya 18 pasang kromosom autosom dan sepasang kromosom seks (X dan Y atau XY), sedangkan kucing betina punya 18 pasang autosom dan sepasang krosomom seks (X dan X atau XX).
“Warna calico melibatkan beberapa mekanisme pewarisan sifat yang terletak di kromosom autosom dan kromosom seks. Warna yang paling umum terlibat adalah warna merah dan hitam atau pengganti warna merah dapat saja berupa warna lain, yaitu orange, kuning, dan krem, sedangkan warna hitam dapat saja berupa warna lain yaitu coklat, tabby, dan biru,” jelasnya.
Dalam ilmu genetika pewarisannya, kedua kelompok warna tersebut dikenal sebagai sex linked co-dominant. Maksud dari hal ini adalah warna merah dan hitam terdapat di kromosom seks dan pewarisannya tidak saling mendominasi. Jadi, variasi warna kucing jantan hanya ada dua, yaitu merah (orange, kuning, dan krem) dan hitam (coklat, tabby, dan biru) sebab hanya memiliki satu kromosom seks.
Sementara, kucing betina bisa memiliki warna merah (orange, kuning, dan krem), hitam (coklat, tabby, dan biru), serta warna tortoiseshell jika dalam keadaan heterosigot atau susunan gen pada organisme dengan pasangan alel (gen pada lokus) yang berbeda.
Terkait kucing belang tiga, kemunculan belang tiga warna tersebut tak hanya melibatkan pewarisan sifat terpaut kelainan (sex linked), tetapi juga melibatkan gen di autosom yang mampu mengontrol kemunculan warna solid serta warna totol putih.
Gen tersebut mampu menghasilkan tiga kombinasi pola warna, yaitu polos (jika gen dalam keadaan homosigot resesif (ss)), totol putih terbatas (jika gen dalam keadaan heterosigot (Ss)), dan totol putih intensif (jika gen dalam keadaan homosigot dominan (SS)). Kucing bisa memiliki belang tiga warna jika kombinasi gen yang menghasilkan warna tortoiseshell bersamaan dengan gen penyebab totol putih, baik SS maupun Ss.
“Jadi secara genetik, hanya ada kucing belang tiga betina saja karena kucing betina memiliki dua krosomosm X (XX) dan gen pengontrol munculnya warna merah (orange, kuning, dan krem) dan warna hitam (coklat, tabby, dan biru) yang ada di kromosom sex X ada dalam keadaan heterosigot,” paparnya.
Dia mengatakan bahwa ada kemungkinan kucing jantan memiliki belang tiga warna, tetapi hal tersebut sangat jarang. Jika ada kucing jantan berbelang tiga warna, hal tersebut karena abnormalitas jumlah kromosom X yang dimiliki, yaitu kelebihan kromosom X. Oleh sebab itu, kucing jantan yang biasanya berkromosom seks XY menjadi berkromosom seks XXY.
Itulah penjelasan ilmiah dari hampir tidak ada kucing belang tiga jantan. Meski demikian, hal tersebut bukan tidak mungkin terjadi sebab bisa saja terjadi abnirmalitas jumlah kromosom X.