ERA.id - Kematian Bruce Lee memang masih menuai kontroversi dan teori-teori liar. Namun, baru-baru ini, telah beredar penelitian baru yang menjelaskan kematian Bruce Lee akibat meminum terlalu banyak air.
Dilansir dari NME, Selasa, (22/11/2022). Aktor laga yang terkenal karena peran dalam Enter The Dragon, meninggal pada usia 32 tahun di bulan Julis 1973. Saat itu diduga dia menderita edama serebral atau pembengkakan otak.
Selain itu, kematian Bruce Lee sering dikaitkan dengan mengonsumsi obat penenang meprobamate. Obat tersebut merupakan bagian dari obat penghilang rasa sakit yang disebut Equagesic, tepat diminum Bruce Lee sebelum dia tewas.
Berbeda dengan teori di kalangan masyarakat, penelitian baru yang diterbitkan oleh para ilmuwan di Clinical Kidney Journal. Mereka yakin bahwa edama serebral atau pembengkakan otak terjadi disebabkan oleh hiponatremia.
Hiponatremia terjadi ketika asupan cairan melebihi kemampuan ginjal untuk menyaringnya dari darah.
"Kami sekarang mengusulkan, berdasarkan analisis informasi yang tersedia untuk umum, bahwa penyebab kematiannya adalah edema serebral akibat hiponatremia," tulis mereka.
Para ilmuwan menying beberapa faktor, termasuk diet Bruce Lee. Pada saat itu dia banyak mengonsumsi jus dan minuman berprotein. Ilmuwan juga mengatakan, penggunaan mariyuana yang sering dihisap Bruce Lee dapat meningkatkan rasa haus.
"Singkatnya, Lee memiliki beberapa faktor risiko yang menjadi predisposisi hiponatremia akibat gangguan mekanisme homeostasis air yang mengatur asupan air dan ekskresi air," tambah mereka.
Ilmuwan diakhir berpendapat, bahwa tidak mampunya ginjal menahan air lah yang menyebabtkan kematian Bruce Lee.
"Dengan kata lain, kami berpendapat bahwa ketidakmampuan ginjal untuk mengeluarkan kelebihan air, telah membunuh Bruce Lee," tutupnya.