ERA.id - Psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis wilayah Banten Mega Tala Harimukthi mengatakan kembali realistis dapat menjadi cara mengatasi kecewa agar tak berlarut-larut karena gagal mendapatkan sesuatu yang diinginkan seperti tiket konser grup atau idola tertentu.
"Kembali realistis. Kembali ke kehidupan nyata apa yang sedang dikerjakan," kata dia melalui pesan elektroniknya kepada ANTARA, Jumat (19/5/2023) dikutip dari Antara.
Mega berpendapat, kecewa karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan termasuk tiket konser grup atau idola merupakan hal wajar, namun apabila ini menjadi depresi maka sudah berlebihan.
"Kecewa karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan ini wajar. Tapi kalau sampai depresi enggak bisa dapat tiket konser rasanya ini yang agak berlebihan ya. Jadi enggak bisa realistis," tutur dia.
Mega kemudian menyebut terkait fanatik dan fanatisme. Fanatik merujuk pada personal yakni seseorang yang memiliki pemahaman berlebihan, kegemaran, kesukaan berlebihan terhadap sesuatu. Teori terdahulu berpendapat seseorang yang fanatik itu dikatakan bahkan bisa mencelakai lawannya, yang tidak sepaham dengan dia.
Sementara fanatisme adalah sebuah paham seseorang yang biasanya memiliki ketertarikan yang secara berlebihan terhadap sesuatu.
Menurut Mega, seseorang boleh saja menyukai grup musik tertentu asalkan tidak terinternalisasi ke dalam dirinya sehingga aktivitas sehari-hari tetap berjalan dan tidak mengganggu hubungan dia dengan orang lain di sekitarnya. Seseorang masih dikatakan wajar menyukai sesuatu misalnya grup musik asal negara tertentu apabila dia masih bisa membedakan mana yang realitas dan hanya sekedar kesenangan.
Kemudian, mengenai harga tiket konser grup yang bisa mencapai jutaan rupiah, dia berpendapat sebagian orang mungkin sudah mencapai posisi atau finansial yang mendukung sehingga bisa mampu membelinya.
Apalagi bila grup yang disukai sudah malang melintang di industri musik lebih dari 25 tahun dan penggemar mereka rata-rata sudah berusia 30 tahunan.
Mega berpendapat, mendapatkan tiket konser dan menonton penampilan grup kesukaan sebenarnya ini lebih mengarah pada kepuasan batin untuk menikmati momen bersama grup kesukaan yang pada akhirnya mungkin tak dapat terukur dengan nominal uang.