Tim Editor
ERA.id - Ge Pamungkas tuai kritikan karena pernyataannya yang terkesan membela Oklin Fia. Mengetahui pernyataannya menuai kesalahpahaman, Ge Pamungkas pun langsung buru-buru klarifikasi.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Oklin Fia dilaporkan atas tindakannnya yang dinilai melakukan penistaan agama. Ini karena aksinya yang berhijab dan menjilat es krim di depan kemaluan pria.
Ge Pamungkas pun menyoroti laporan terhadap Oklin Fia ini di Twitternya. Ia membandingkan aksi Oklin Fia dengan pejabat berhijab yang melakukan korupsi, yang menurutnya seharusnya dapat dituntut hukuman yang sama dengan Oklin.
Namun, pernyataan Ge Pamungkas ini nyatanya disalahpahami oleh publik. Banyak netizen yang malah menilai bahwa Ge memberi pembelaan kepada Oklin karena membandingkan dengan koruptor berhijab.
STOOOOPPP JANGAN PADA BERANTEEEEMMM!!!!! GUE SARKAS INI STOOOPP, GOCEKAN MESSI INI WOOOOYYYYY!!!!! GUE JELASIN NIH BENTAR https://t.co/LHXkZ1pZQi
— GePamungkas (GAK PERNAH LIBURAN BARENG OKLIN) (@GePamungkas) August 15, 2023
"Stoooppp jangan pada beranteeemmm!!!! Gue sarkas ini stooop, gocekan Messi ini wooooyyyy! Gue jelasin nih bentar," tulis Ge Pamungkas di Twitternya.
Ge Pamungkas kemudian menegaskan bahwa ia tidak membenarkan aksi yang dilakukan Oklin Fia, apalagi memberikan pembelaan. Ia hanya beranggapan jika Oklin Fia bisa dipolisikan, maka oknum pejabat berhijab yang melakukan korupsi juga bisa dituntut dengan pasal yang sama, yakni penistaan agama.
"Tapi berhubung ternyata bisa dipolisikan, ya sudah jangan double standard. Siapapun yang memakai atribut agama dan melakukan hal yang melenceng bahkan jauh dari Syariah/ketentuan, berarti bisa kena," jelasnya.
Lebih lanjut, Ge Pamungkas menjelaskan alasannya membawa pejabat berhijab yang korupsi karena mereka sudah bersumpah sebelum menjalankan profesinya. Ia menegaskan hanya ingin hukum merata kepada siapa pun, agar orang-orang tidak menganggap remeh.
"Poin: kalau satu orang bisa kena, berarti semua bisa kena. Positifnya: semua orang bakal lebih berhati-hati, tingkah laku kalau sudah pakai atribut agama nggak bisa dianggap remeh. Negatifnya: pasal penistaan agama masih pasal karet," pungkas Ge Pamungkas.
