Ngaku Pusing Setelah Menjadi Muslim, Deddy Corbuzier: Perpecahan Ini Terjadi Karena Ada Politik Identitas

| 07 Jun 2021 13:45
Ngaku Pusing Setelah Menjadi Muslim, Deddy Corbuzier: Perpecahan Ini Terjadi Karena Ada Politik Identitas
Deddy Corbuzier (Foto: Instagram/@mastercorbuzier)

ERA.id - Presenter Deddy Corbuzier di dunia hiburan memang selalu mencuri perhatian. Berita paling menghebohkan adalah kekasih Sabrina Chairunnisa ini memutuskan untuk pindah agama atau Mualaf sejak 2 tahun lalu. 

Bahkan, mantan suami Karina Ocktaranny ini ingin putra semata wayangnya, Azka Corbuzier mengikuti jejaknya menjadi mualaf. Siapa sangka, rupanya Deddy Corbuzier mengaku pusing menjadi seorang muslim.

Hal ini karena dirinya menerima banyak reaksi netizen yang membuatnya menjadi pusing. Bintang film Sanubari Jakarta ini mencontohkan kedekatannya dengan Gus Miftah yang selalu dipersoalkan netizen.

Deddy Corbuzier dan Refly Harun (Foto: YouTube/Refly Harun)
Deddy Corbuzier dan Refly Harun (Foto: YouTube/Refly Harun)

"Apa hal yang paling berat dari Deddy Corbuzier setelah jadi muslim?," tanya Refly Harun, dikutip dari kanal YouTube-nya pada Senin (7/6).

"Setelah jadi muslim itu pusing. Contoh gampang, saya deket Gus Miftah karena saat itu viral dialog dakwah di klub malam. Menurut saya ini menarik," jawab Deddy Corbuzier.

Presenter berusia 44 tahun itu juga kesal karena kedekatannya dengan Gus Miftah dipandang sebelah mata oleh netizen. 

"Karena saya dekat, saya sering podcast sama beliau. Ada netizen, 'Wah ini gurunya salah, nggak bener.' Padahal, bagi saya Gus Miftah luar biasa," sambungnya.

Deddy Corbuzier menceritakan dirinya pernah kembali menjadi sasaran netizen saat mengundang Ustaz Khalid Basalamah.

"Contoh paling sederhana, kemarin saya ada ustaz dengan Khalid Bssalamah, dapet serangan dari netizen ini gak bener, ada orang DM ke Gus Miftah DM ke Ustaz Khalid. Gue jadi bingung loh emang kita nggak boleh berdialog dengan siapapun?," tambah dia.

Menurutnya, semua orang bebas belajar agama Islam. Tetapi, ia heran banyak netizen yang mengotak-kotakkan pemuka agama hingga akhirnya menimbulkan perpecahan.

"Kalau mau beda itu paham kan, bisa ambil yang terbaik dari keduanya. Akhirnya saya sadar, kok di dalamnya ini pecah. Nah, saya mikir bisa perpecahan ini terjadi karena ada politik identitas, harusnya ke depannya nggak ngeributin ini, beda debat nggak apa-apa jangan hujat orang ini salah," tandasnya.

Rekomendasi