ERA.id - Perilaku bullying dapat terjadi oleh siapa saja, apalagi anak disabilitas kerap kali mendapatkan hal tak mengenakan. Sebab, mereka tidak sama dengan orang lainnya yang memiliki anggota tubuh sempurna dan tidak ada keterbatasan. Disability Womenpreneur Nicky Clara menceritakan pengalaman pahit jadi korban bullying.
Nicky mengatakan anak disabilitas rentan jadi korban bullying karena memiliki keterbatasan. Maka dari itu, anak-anak disabilitas sangat menentang bullying. Sebagai penyandang disabilitas, Nicky mengaku sudah terbiasa mendapatkan bullyan.
"Menurut aku bullying karena berkurangnya visual dilihatnya. Teman-teman disabilitas terlihat keterbatasannya. Jadi kalau ditanya teman disibilitas menentang bullying iya, karena teman-teman disabilitas itu terlihat sekali keterbatasan," kata Nicky melalui acara virtual Unilever Indonesia 'Zero for Workplace Bullying' pada Senin (15/11/2021).
"Kita teman-teman disabilitas, bullying sudah jadi makan sehari-hari. Sebenarnya ada stigma yang dbawa lalu diperdengarkan anak-anak lalu diucapkan kembali. Jadi ditanya disabilitas, kita sudah terbiasa dibully. Tapi bagaimana peningkatan atau pemahaman awareness menurunkan bullying itu sendiri," lanjutnya.
Lebih lanjut, Nicky mengatakan bullying bisa berupa verbal, non-verbal yang nantinya menganggu psikis. Nicky juga menceritakan pengalamannya saat berada di mall yang dilihat sinis oleh orang sekitar. Dirinya juga sering diejek karena menggunakan kaki palsu.
"Bullying ada verbal dan non-verbal sampai psikis. Non verbal dengan kita memandang dari awal sampai akhir. Sampai belok itu awalnya tidak sengaja. Tapi, bayangkan teman disibilitas. Masuk mall sampai keluar ada yang ngelihat, nggak negor cuma lihat kenapa ya kok aneh," tuturnya.
"Kalau verbal itu kata-kata atau omongin sesuatu menjadi tunanetra kalo aku dulu bullying kaki boneka, kaki besi, cacat, tapi, itu lebih verbal. Banyak disabilitas, aku dulu ditarik didorong," tambahnya.
Ketika mendapatkan bullyan, Nicky menyarankan para penyandang disabilitas untuk menegur orang tersebut. Nicky pernah menegur orang yang melihatnya sinis saat berada dalam mall.
"Kita sebagai saksi harusnya menegur saja. Aku ajarkan teman-teman disibilitas untuk berani menegur bukan berarti galak. Kalau di mall aku sampai dilihat, terus aku tanya sama mamanya 'tante ada nggak yang mau ditanyakan'," ungkapnya.
Nicky juga heran dengan orang yang membully anak tuna rungu menggunakan bahasa isyarat. Menurutnya, menggunakan bahasa isyarat sangatlah hebat karena bisa berkomunikasi tanpa bersuara.
"Ada yang diketawain gara-gara baca isyarat, padahal mereka hebat bisa membicarakan isyarat tanpa suara. Jadi kita memberikan logika bermain. Jadikan mindset teman disabilitas sebagai teman-teman setara pada umumnya," ujarnya.