No VAR, No Party

| 28 Jun 2018 20:13
No VAR, No Party
Ilustrasi (Twitter @France24)
Jakarta, era.id - Video Assistant Referee (VAR) adalah pisau bermata dua. Perdebatan kegunaan teknologi ini mungkin sama serunya seperti membahas banyaknya tim-tim unggulan menuai hasil jelek selama di Piala Dunia 2018.

Eksistensi VAR pertama kali muncul di Rusia kalau Prancis berhadapan dengan Australia. Setelah 'keputusan' VAR melalui wasit, banyak yang beranggapan teknologi tersebut bakal membunuh sisi drama sepak bola.

Antoine Griezmann tercatat sebagai pencetak gol pertama yang keputusan penaltinya disahkan VAR. Pada 16 Juni lalu, wasit Andres Cunha yang ragu-ragu atas tekel Joshua Risdon mengenai tumit Griezmann memutuskan meminta bantuan VAR. Beberapa menit berselang, Les Bleus dihadiahi sepakan dua belas pas.

Konsensus di jagat media sosial sepakat: hilang sudah yang namanya drama. Benarkah?

Berlanjut hingga ronde ketiga fase grup, sudah ada 20 penalti dari 36 laga yang diberikan wasit. Sembilan di antaranya diputuskan setelah melihat VAR. Menurut data dari The Telegraph, penggunaan teknologi dalam Piala Dunia 2018 turut berpengaruh menurunkan angka offside per laga paling sedikit sejak 1966 dan kartu merah paling sedikit dalam 32 tahun terakhir.

Cerita dari Grup B terkait VAR boleh jadi yang paling menarik sejauh ini. Waktu pertandingan sudah melewati batas 90 menit di Kaliningrad saat Spanyol melawan Maroko. Kemudian Iago Aspas mencetak gol yang awalnya dinyatakan offside (tayangan ulang memperlihatkan posisi sah). Gol itu menjadi krusial karena Maroko masih unggul 2-1. Hal ini berujung pada VAR.

Sementara di laga Iran dan Portugal yang berlangsung di Saransk, wakil Asia itu memprotes wasit setelah Cedric Soares melakukan handball yang juga terjadi di menit ke-90. Skor masih 0-1 untuk Selecao das Quinas. Bisa menebak apa yang dilakukan wasit? VAR sekali lagi menjadi jawabannya.

Drama pun terjadi.

Setelah wasit dalam kedua pertandingan meninjau replay VAR, gol Aspas akhirnya disahkan dan Spanyol mengamankan satu poin dalam skor akhir 2-2. Iran pun memperoleh tendangan penalti dan sanggup menyamakan kedudukan dengan Portugal menjadi 1-1.

Dalam kurun waktu sekitar dua menit Portugal harus menerima nasib lolos grup sebagai runner-up untuk menantang Uruguay di ronde 16 besar. Akibat VAR, hilang sudah angan Cristiano Ronaldo melawan Rusia, yang meski berstatus tuan rumah tapi di atas kertas lebih mudah dibanding Luis Suarez cs.

"VAR omong kosong!" ujar pemain andalan Maroko, Nordin Amrabat, dengan geram usai pertandingan. 

"Piala Dunia ini gila!" komentar bek tengah Portugal, Jose Fonte, senada meski terpisah jarak 1.935 KM.

Kalau memang drama yang dicari penikmat sepak bola maka jangan khawatir karena sejatinya hal tersebut belum hilang. Bisa jadi Anda cuma kesal karena VAR tidak berpihak pada tim yang Anda dukung. (Kontributor era.id/Pandipta)

 

Rekomendasi