Suporter Rusuh, UEFA Sanksi Marseille 1 tahun

| 26 Jul 2018 13:08
 Suporter Rusuh, UEFA Sanksi Marseille 1 tahun
(Foto: Twitter @OM_English)
Jakarta, era.id - Akibat kerusuhan yang dilakukan oleh suporternya, salah satu klub raksasa Perancis Olympique de Marseille dijatuhi skors satu tahun dari kompetisi Eropa oleh UEFA, badan sepak bola Eropa.

UEFA, dalam pernyataan di laman resmi mereka, mengatakan, skors Marseille ditangguhkan untuk masa percobaan selama dua tahun.

Sanksi tersebut diberlakukan mulai dari hari Rabu, (25/7/2018). Hukumannya, pertandingan Marseille di kancah piala Eropa dilarang ditonton oleh suporternya. Selain itu, Marseille juga dijatuhkan denda ratusan ribu uero.

Dilansir dari Antara, Runner up Liga Eropa musim lalu itu juga harus memainkan pertandingan kandang Eropa mereka selanjutnya tanpa kehadiran penonton, dan didenda 100.000 euro.

Mereka juga harus menutup sebagian tribun penonton di Stadion Stade Velodrome untuk pertandingan kandang Eropa mereka selanjutnya.

UEFA mendakwa klub yang duduk di peringkat keempat Liga Prancis ini dengan sejumlah pasal termasuk kerusuhan penonton, aksi-aksi perusakan, penyalaan kembang api, dan pelemparan benda-benda ke lapangan.

Kejadian anarkis yang dilakukan oleh suporter Marseille sudah sering terjadi. Seperti terjadi saat pertandingan Liga Eropa musim lalu ketika melawan RB Leipzig, Salzburg, dan pertandingan final melawan Atletico Madrid. 

Marseille juga harus menghubungi Olympique Lyonnais, yang kandangnya menjadi tempat berlangsungnya final musim lalu, untuk dapat membayar kerusakan yang ditimbulkan para suporternya.

Suporter sepak bola

Dalam istilah sepak bola, suporter merupakan pemain kedua belas. Kehadiran suporter dapat memberikan semangat bagi para pemain yang bertanding. Fanatisme suporter bagai dua mata pisau, karena tidak jarang fanatisme berakhir pada aksi anarkisme.

Keganasan pendukung sepak bola merata terjadi hampir di seluruh benua. mulai dari benua Amerika hingga benua Asia 

Suporter Catania

Fans bola Italia masuk dalam daftar fans bola yang rusuh. Roma dan Lazio adalah dua klub bola yang suporternya sering terlibat perkelahian jika keduanya bertemu. Sementara, di Sisilia pendukung Catania mendapat sanksi dari FIFA pada tahun 2007 karena aksi ricuh pendukung Catania yang berujung pada kematian petugas kepolisian Filippo Raciti. 

Raciti meninggal dunia setelah berusaha menghentikan kerusuhan antara suporter. Mobilnya dihajar pakai benda yang mudah meledak dan mengakibatkan ia meninggal dunia. Kejadian ini berlangsung waktu laga Catania melawan Palermo. 

Suporter Galatasaray, Turki

Bukan rahasia umum, suporter Galatasaray terkenal sebagai salah satu suporter terganas di benua Eropa. 

Perjalanan Galatasaray tidak luput dari kerusuhan suporternya pula. pada tahun 2000, Dua pendukung Leeds United pernah ditusuk oleh suporter Galatasaray di Stadion Ali Sami Yen. 

Pada tahun dan tempat yang sama kejadian penusukan kembali terulang bahkan memakan korban jiwa yakni pemuda 20 tahun yang merupakan pendukung Fenerbache, Burak Yildirim. Keganasan pendukung Galatasaray bahkan sengaja dikondisikan, dengan banner bertuliskan “Selamat Datang di Neraka” yang dipasang oleh pendukung Galatasaray.

Suporter Al-Masry

Benua Afrika pun tidak luput dari keganasan suporter sepak bola yang berujung korban jiwa. Adalah Al-Masry klub asal Mesir dengan suporter terganasnya. Pada 2012 nama tim ini muncul ke permukaan karena kelakuan buruk pendukung mereka. 

Saat merayakan kemenangan mereka lawan Al-Ahly, klub dari Kairo, Suporter Al-Masry menerobos masuk ke dalam lapangan dan mulai mengejar pemain lawan. 

Hal ini dilihat pendukung Al-Ahly yang tidak terima dengan pengejaran itu dan terjadilah kerusuhan. Total ada 74 orang meninggal dan 248 luka-luka.

Suporter Universitariao

Universitario merupakan klub asal Lima, Peru. klub ini memiliki rival sekota yang bernama Alianza. Selama bertahun-tahun, rivalitas keduanya tak kunjung membaik. Makin hari makin rusuh.

Puncak dari rivalitas keduanya adalah aksi penyerangan terhadap salah seorang suporter Alianza bernama Walter Oyarce. Saat itu, Walter sedang menonton pertandingan dari teras kotak pribadi (VIP) di dalam stadion. 

Saat pertandingan berlangsung, tiba-tiba segerombolan suporter Universitario datang dan menghajar Pemuda 23 tahun tersebut. Tidak hanya itu, Walter juga dilempar dari teras VIP dan jatuh ke tribun bawah. 

Meski bertahan setelah jatuh dari ketinggian 9 meter, Walter meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.

Rekomendasi