Google 'Matikan' Teori Bumi Datar

| 09 Aug 2018 15:42
Google 'Matikan' Teori Bumi Datar
Ilustrasi Globe Mode (Foto: Yudhistira/era.id)
Jakarta, era.id - Google telah meluncurkan fitur terbaru dari Google Maps. Fitur tersebut dinamakan Globe Mode. Lewat Globe Mode, bumi dalam Google Maps enggak lagi berbentuk datar, tapi berbentuk bola.

Langkah yang diambil Google ini langsung memecah reaksi di kalangan penganut bumi bulat dan bumi datar. Para penganut bumi bulat menyebut cara Google menggambarkan bentuk bumi tepat. Lebih baik ketimbang sebelumnya.

Buat penganut bumi datar, tentu saja mereka menolak fitur ini. Globe Mode sama saja pembantahan terhadap teori yang mereka anut selama ini. Maka, bagi mereka, teknik pemetaan dalam Globe Mode cacat.

"Dari sudut pandang Bumi datar, ini merupakan perubahan dari satu proyeksi yang tidak akurat (Mercator) ke yang lainnya (globe)," kata Social Media Manager Flat Earth Society, Pete Svarrior sebagaimana dikutip dari CNET, Kamis (9/8/2018).

Buat Flat Earth Society, Globe Mode jauh dari ilmiah dan enggak lebih dari sekadar cara Google untuk menjawab keinginan pasar yang sebagian besar percaya pada bentuk bumi yang bulat.

"Google Maps adalah produk yang mencoba untuk memperlihatkan apa yang pelanggannya inginkan. Banyak orang yang percaya bahwa Bumi berbentuk globe," tuturnya.

 

Penyempurnaan

Kemarin malam, kami mencoba fitur baru dari Google Maps ini. Secara umum, tujuan dan tampilan utama dari fitur ini masih sama dengan sebelumnya: menampilkan lokasi terkini sesuai dengan yang ditunjukkan GPS.

Namun, ketika di-zoom out, tampilan detail peta akan mengecil dan terus mengecil hingga menampilkan gambaran bumi yang berbentuk bola. Perbedaan lain dari mode 3D globe Google Maps ini adalah proyeksi terhadap Greenland.

Jika dahulu proyeksi Greenland digambarkan seukuran dengan Afrika, kini Greenland diproyeksikan 14 belas kali lebih kecil dari Afrika. Secara garis besar, penyempurnaan ini lah yang dimunculkan Google dalam Globe Mode.

Laman The Verge menginformasikan, Globe Mode disempurnakan dengan menggunakan proyeksi Mercator. Dengan proyeksi ini, objek yang berada di sekitar khatulistiwa akan berada dalam skala yang relatif. Sementara, objek yang berada lebih dekat dengan kutub akan terlihat lebih besar.

Pembaruan ini bertujuan untuk memudahkan tampilan peta di dalam layar menjadi tampilan standar dalam aplikasi-aplikasi peta.

"Dengan 3D Globe Mode di Google Maps desktop, proyeksi Greenland tidak lagi seukuran dengan Afrika," demikian pengumuman Google Maps.

Mantap, ya? Sayangnya, fitur terbaru Google Maps ini baru bisa dinikmati di desktop, nih. Tapi, jangan khawatir. Kemungkinan besar, fitur ini akan diperluas ke mobile. Jadi, bersabar lah wahai penganut bumi bulat.

Rekomendasi