Kayaknya, aksi Jonatan lepas atasan usai laga semi final beberapa hari lalu bikin banyak perempuan lupa soal pertentangan yang mereka pertontonkan beberapa hari lalu terhadap Valentino Simanjuntak, sportcaster ikonik yang sempat diprotes lantaran terlalu sering menyoroti perempuan-perempuan cantik di dalam arena Asian Games --baik atlet perempuan atau penonton perempuan-- dalam komentar-komentarnya.
Iya, saat itu begitu banyak perempuan yang memprotes kebiasaan Valentino menyoroti para perempuan-perempuan di arena Asian Games. Buat mereka, aksi Valentino di balik mikrofon amat enggak profesional. Selain itu, tentu saja, buat mereka sorotan Valentino kepada para perempuan di arena Asian Games terlalu berlebihan dan berbau pelecehan.
Tapi, kembali lagi pada fantasi terbuka kaum perempuan terhadap Jonatan. Kami tentu enggak mau terjebak, ikut-ikutan jadi sosial justice warrior (SJW) dengan menyebut hal tersebut sebagai sesuatu yang benar atau salah. Tapi, rasanya perlu juga berkaca. Atau yang lebih penting adalah membulatkan sikap. Iya, toh enggak lucu juga kan kalau kita yang gemar memprotes bau jengkol dari mulut orang lain malah ikut-ikutan memesan semur jengkol ketika mengunjungi rumah makan betawi.
Jojo (Foto: ANTARA/INASGOC/Puspa Perwitasari)
Coba lihat komentar dan fantasi seksual yang dilontarkan para perempuan terhadap Jonatan. Kocak, sih. Ada yang bilang sudah siapkan kamarnya di rumah buat Jonatan. Ada juga yang bersedia jadi kain lap buat bantu Jonatan menghapus keringat. Di tingkat yang lebih parah, ada juga netizen perempuan yang menyoroti "batangan" Jonatan yang entah bagaimana bisa tersorot mata mereka. Bahkan, ada juga yang menyebut rahimnya seketika hangat kala melihat Jonatan. Dan yang paling gila, kami melihat satu akun netizen laki-laki yang nimbrung dalam keriuhan penuh hasrat seksual itu. Yang laki-laki ini, sungguh terlalu~