Waters berisikan lagu favorit pendengar Be Still, My Soul, termasuk dua lagu yang sudah dirilis pada 2016-2017, Waters dan Sapphire dan juga enam lagu baru yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya.
Album ini diproduseri oleh Neonomora sendiri, dibantu teman-teman musisi terdekatnya seperti John Paul Patton (Kelompok Penerbang Roket), Viki Vikranta (Kelompok Penerbang Roket), Ibnu Dian (Matter Halo), Adityar Andra (Easy Tiger), Adhe Arrio (Double Deer Records), dan Jevin Julian (Soundwave).
Jauh berbeda dengan album perdana Neonomora, Seeds, yang diproduksi dalam kurun waktu dua bulan, Waters memakan waktu hampir tiga tahun dalam proses produksinya. Dan Neonomora mengakui, Waters merupakan album ‘pendewasaan’ bagi dirinya.
“Awalnya album ini tercipta karena kepedihan yang saya alami setelah mendengar teman baik saya meninggal dunia, di umur yang sangat muda, nyawanya direnggut oleh seorang suami dari salah satu temannya sendiri, karena faktor ekonomi. Laki-laki ini awalnya hanya ingin merampas mobil milik teman baik saya, tapi berujung kekerasan dan kematian," kata Neonomora, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Era.id, Sabtu (29/9/2018).
Lalu, mengapa diberi judul Waters? Waters, sambung Neonomora, adalah perumpamaan dari lautan air mata. Tapi sejak saat itu, walaupun kepedihannya berangsur memudar, dia justru merasa banyak kenyataan hidup yang cukup berat yang terjadi satu demi satu selama proses pembuatan album, yang memancing air mata. Itulah mengapa album ini lama sekali tertunda.
"Saya sempat merasa album ini seperti kutukan. Sampai akhirnya saya sadari album ini seperti ingin saya belajar lebih banyak dulu, sampai saya mengerti bahwa album ini justru sebuah karunia, bukan kutukan. Salah satu contoh kecilnya, album ini data-data produksinya sempat hilang, sehingga saya harus mengulang rekaman dari awal lagi. Akan tetapi, dari situ saya justru banyak bertemu orang-orang yang tak pernah saya sangka bisa jadi teman baik, malah mungkin sangat baik," ujarnya.
"Waters seperti ingin mengutarakan wujud asli ataupun arti dari air itu sendiri kepada saya; bisa pasang dan bisa surut, bisa menenangkan, tapi juga bisa menenggelamkan, kuncinya kita yang harus mempelajari karakter air itu sendiri untuk menghadapinya, saya sampai jadi banyak membaca buku tentang air karena album ini”, tutur Neonomora.
Sentuhan yang melekat dalam album Waters adalah instrumen brass yang dominan dan menderu-deru seperti merepresentasikan ombak kencang, yang tidak terdapat dalam album sebelumnya.
Sementara itu. Karya seni untuk sampul album Waters yang bertajuk The 4 Elements of Water Dancing in the Same Depth of the Sea dilukis oleh seniman mural asal Bandung bernama Awan Pamungkas, dan dikemas secara grafik oleh desainer grafik Dede F. Ch.
Mixing dan mastering album ini dieksekusi oleh Hendra (Rock N’ Roll Mafia) dan Rama (Mantan Personil Cupumanik) dalam naungan Jungle Studio. Salah satu lagu dari album Waters yang berjudul Waves juga ikut dieksekusi oleh engineer asal Amerika, Fernando Lodeiro, yang pernah mengemas album Bjork dan Florence + the Machine.
Dirilisnya album Waters akan diikuti dengan perilisan video musik dari lagu Waves pada Oktober mendatang.
Baca Juga : Begini Cara Gangstarasta Melawan Narkoba