Sebelumnya Facebook mengatakan, sebanyak 50 juta akun terpengaruh dalam serangan siber yang mengeksploitasi kelemahan perangkat lunak untuk mencuri 'token akses' yang memungkinkan orang untuk secara otomatis masuk kembali ke platform. Namun ternyata jumlah itu jauh lebih sedikit.
"Kami sekarang tahu bahwa lebih sedikit orang yang terkena dampak daripada yang kami duga," kata Wakil Presiden Manajemen Produk Facebook, Guy Rosen, dilansir AFP, Sabtu (13/10).
Rosen melanjutkan, para peretas--yang identitasnya masih menjadi misterius--mengakses nama, nomor telepon, dan alamat email dari 15 juta pengguna. Untuk 14 juta orang lainnya, serangan itu berpotensi lebih merusak.
Tidak hanya itu. Para peretas juga mengakses data tambahan termasuk jenis kelamin, agama, kampung halaman, tanggal lahir dan tempat-tempat yang baru-baru ini dikunjungi.
Namun demikian, Rosen menegaskan, tidak ada data yang diakses di akun satu juta orang yang 'akses token'-nya dicuri.
Dan untungnya, menurut Facebook, serangan tersebut tidak mempengaruhi produk Facebook lainnya, seperti Messenger, Messenger Kids, Instagram, WhatsApp, Oculus, Workplace, Pages, pembayaran, aplikasi pihak ketiga atau iklan atau akun pengembang.
Baca Juga : Kini Facebook Punya Fitur Foto 3D