Dilansir dari The Indian Express, Senin (19/11/2018), sebuah studi menunjukkan, peningkatan 10 desibel (dB) dalam tingkat kebisingan rata-rata dikaitkan dengan 17 persen peningkatan obesitas.
"Analisis kami menunjukkan bahwa orang-orang yang terpapar pada tingkat kebisingan lalu lintas tertinggi berada pada risiko yang lebih besar mengalami obesitas," kata peneliti utama dari Institut Kesehatan Global Barcelona di Spanyol, Maria Foraster.
Berat badan kamu bisa naik karena kebisingan menghasilkan stres dan memengaruhi tidur. Ini juga mengubah tingkat hormon dan meningkatkan tekanan darah. Selain itu, efek lainnya, gangguan tidur menderegulasi metabolisme glukosa dan mengubah nafsu makan. Hal tersebut dipaparkan dalam jurnal Environment International.
"Dalam jangka panjang, efek ini dapat menimbulkan perubahan fisiologis kronis, yang akan menjelaskan hubungan terbukti antara paparan terus-menerus kebisingan yang berhubungan dengan lalu lintas dan penyakit kardiovaskular atau asosiasi yang lebih baru ditemukan dengan diabetes dan obesitas," kata Foraster.
"Temuan kami menunjukkan bahwa mengurangi kebisingan yang berhubungan dengan lalu lintas juga bisa menjadi cara memerangi epidemi obesitas," katanya.
Untuk penelitian ini, para peneliti melibatkan 3.796 orang dewasa dan memeriksa indeks massa tubuh (BMI), lingkar pinggang, lemak tubuh, obesitas sentral dan kelebihan berat badan.
Mereka juga menganalisis paparan kebisingan yang dihasilkan oleh pesawat terbang dan lalu lintas kereta api dan tidak menemukan hubungan yang signifikan kecuali dalam kasus paparan jangka panjang terhadap kebisingan kereta api, yang dikaitkan dengan risiko kelebihan berat badan yang lebih tinggi tetapi bukan karena obesitas.