Pelukan Terakhir Herman Sikumbang untuk Sang Istri

| 24 Dec 2018 00:40
Pelukan Terakhir Herman Sikumbang untuk Sang Istri
Herman Seventeen (Foto: Instagram/@hermanseventeen)
Jakarta, era.id - Momen itu terekam dengan jelas oleh Juliana Moechtar. Momen yang dia bakal terus kenang dari sosok suami tercintanya, Herman Sikumbang. Dan ini adalah sebuah kisah pelukan terakhir...

Herman Sikumbang, gitaris band Seventeen memang jadi salah satu korban saat tsunami menerjang Tanjung Lesung, Banteng. Herman tewas terbawa arus saat sedang beraksi di atas panggung bersama band yang membesarkan namanya.

Ingatan Juliana Moechtar mundur beberapa hari terakhir. Quality time yang tak bakal terlupakan. Di tengah kesibukan mereka berdua, sejak Kamis dan Jumat (20-21 Desember), justru ada malah ada waktu spesial yang seakan sudah disiapkan.

"Jadi selama dua hari itu kita memang quality time banget sekeluarga. Hari Kamisnya kita jalan-jalan sekeluarga, saya bilang `Papa besok sudah berangkat, Mama lagi break syuting. Yuk jalan yuk ke mal, sampai malam kita ngobrol," kata Juliana, Minggu (23/12/2018) seperti dilansir Antara.

"Dia (Herman) pengen sate dan air jahe yang selama ini dia enggak mau, tapi malam itu mau karena sedang enggak enak badan," lanjut Juliana di rumah Ketua DPP PKB Abdul Kadir Karding, kompleks DPR Kalibata, Jakarta Timur.

Juliana ada di sana karena jenazah Herman disemayamkan di rumah Karding sebelum besok diterbangkan ke Ternate, Maluku Utara, tempat kelahirannya untuk dimakamkan. Selain berprofesi sebagai musisi, Herman adalah caleg DPR RI dari PKB dapil Maluku Utara nomor urut 2. Dia meninggalkan istri dan dua orang putra berusia enam dan lima tahun.

Setelah peristiwa tsunami, Juliana jadi merasa bahwa saat itu ada yang berbeda dengan Herman. Dia menangkap kesan kalau Herman ingin perhatian lebih dari Juliana.

"Katanya sudah yuk jangan main HP lagi, kita ngobrol. Dan malam itu benar kita ngobrol sampai larut malam. Dia cerita tentang anak-anak, cerita terus. Dia cerita apa yang harus dia selesaikan, ini kan tahun penerimaan siswa baru ya, dia cerita anak-anak harus sekolah di sini sini ya. Jadi dia memang menyelesaikan apa yang harus dia selesaikan. Kita bercanda-canda malam itu. Dia joget-joget, anak-anak joget-joget," kata Juliana sambil menahan air mata.

Dan inilah puncaknya. Sesaat sebelum Herman pergi Sabtu pagi. Suaminya itu memeluknya cukup lama, berbeda dari biasanya.

"Ini dia meluk lama sampai saya bilang wangi banget sih, wanginya enak. Dia peluk, dia kasih tangan dia cium anak, sampai depan pintu masih ngeliatin aja seperti udah pertanda," katanya.

Rekomendasi