Makanya, marilah berharap banyak dari kolaborasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dengan layanan over-the-top (OTT) Viu. Niatan mereka mau kembangkan ekosistem film Indonesia melalui Filmpreneur yang diwujudkan dalam sejumlah program.
Kolaborasi mereka berdua akan diwujudkan melalui beberapa program meliputi Viu Pitching Forum (VPF), Viu Shorts! dan Akatara. Viu Pitching Forum akan memfasilitasi ide cerita dari para profesional perfilman Indonesia untuk diproduksi sebagai Viu Originals, yang kemudian ditayangkan dalam aplikasi tersebut. Viu Shorts! merupakan festival film pendek tahunan yang difokuskan untuk mengarahkan minat dan bakat anak muda Indonesia ke arah bisnis perfilman sejak usia dini.
Kerja sama juga berlangsung dalam forum pembiayaan dan investasi untuk perfilman Indonesia berskala nasional Akatara. Maksudnya, Viu akan mendapat slot khusus untuk bisa melihat potensi film yang bisa dibiayai dari forum tersebut.
Sampai di sini paham?
Bekraf memang tak sembarang menggandeng Viu. Soalnya apps ini sudah menjangkau 16 negara. Jadi bayangkan kalau karya hasil sineas tanah air, dinikmati di negara-negara itu. Imbasnya, akan semakin banyak konten cerita berkualitas yang dihasilkan sineas Indonesia.
"Kerja sama ini memperluas kesempatan sineas kita mendapat mitra karena harus ada yang membiayai. Kita juga harus memanfaatkan teknologi digital sehingga tidak hanya bekerja sama dengan bioskop tapi juga ke media lain," kata Kepala Bekraf Triawan Munaf dilansir Antara, Senin (25/2/2019).
Bagi Country Manager Viu Indonesia Varun Mehta, selama tiga tahun terakhir, negeri ini memang tertinggi dalam konsumsi pengguna. Dan Indonesia bisa dimanfaatkan untuk tidak hanya sekedar jadi konsumen tetapi juga bisa menjadi produsen konten.
"Pasar Indonesia kreativitasnya tidak kurang, aspirasinya juga paling tinggi. Maka kami sejak 2016 sudah buat festival penulis film hingga 'pitching forum' untuk mendorong kreator menciptakan lebih banyak konten," Varun Mehta.
Tak ganggu pasar bioskop
Jangan menyangka kolaborasi ini bakal ganggu industri bioskop tanah air. Bekrar memastikan akan tetap mendorong layanan video over-the-top (OTT) maupun layar bioskop tetap tumbuh di era digital.
Meski kecepatan internet semakin baik seiring dengan masifnya pembangunan infrastruktur digital, penonton tidak akan langsung meninggalkan bioskop. Lagipula, nonton film di bioskop pastilah punya sensasi tersendiri. Dari tata suara dan layar yang besar.
Kepala Bekraf Triawan Munaf mengatakan adanya OTT menjadi jawaban atas masalah penambahan layar bioskop dalam penyebaran film-film karya anak bangsa. Triawan mengklaim, dorongan dari Bekraf telah membuahkan hasil bertambahnya layar bioskop hingga sekitar 1.800 layar.
"Perkembangan jumlah layar ini terjawab dengan OTT. Selama ini penyebaran film hanya di kota besar, di mal, sehingga kita harapkan lebih banyak layar untuk mencapai peminat atau penonton film," katanya.