Konser Eks Vokalis Pantera di Selandia Baru Dibatalkan

| 20 Mar 2019 16:27
Konser Eks Vokalis Pantera di Selandia Baru Dibatalkan
Eks vokalis Pantera, Philip Anselmo (Foto: Twitter @philiphanselmo)
Christchurch, era.id - Konser eks vokalis band metal Pantera, Philip Anselmo di Selandia Baru dibatalkan menyusul serangan teror di dua masjid Christchurch yang menewaskan 50 orang pada pekan lalu.

Menurut Stuff.co.nz, Rabu (20/3/2019), Anselmo dijadwalkan bermain dengan proyek solonya, Philip H. Anselmo & The Illegals di Christchurch pada 26 Maret dan di Auckland pada 27 Maret, tetapi pertunjukan itu kini dibatalkan.

Alasan utama pembatalan tersebut sebagian karena insiden yang terjadi lebih dari tiga tahun yang lalu ketika Anselmo memberi hormat lengan kanan ala Nazi dan meneriakkan slogan 'supremasi kulit putih' (white supremacy) dalam konsernya di California.

Pertunjukan Christchurch pada awalnya dijadwalkan di venue pusat kota Empire. Namun kemudian dialihkan ke Club Tavern, yang kini dipastikan tidak akan dilanjutkan.

"Pertunjukan Philip Anselmo telah dibatalkan," kata sebuah postingan di Facebook. "Kami tidak dan tidak akan mendukung supremasi kulit putih atau rasisme!"

Venue Galatos di Auckland, tempat Anselmo dijadwalkan bermain pekan depan, juga memastikan pertunjukan itu tidak akan berlangsung lagi.

"Galatos TIDAK akan menyelenggarakan acara ini di venue kami pada tanggal di atas," kata perwakilan venue dalam sebuah pernyataan. "Hari ini, informasi (tentang kontroversi Anselmo) kami terima yang membuat kami tidak nyaman melanjutkan acara ini. Pemegang tiket harap lihat situs web Promotor untuk informasi lebih lanjut."

Sedikit mengingat, pada acara "Dimebash" Januari 2016 di Lucky Strike Live di Hollywood untuk menghormati gitaris Pantera, "Dimebag" Darrell Abbott, Anselmo menampilkan lagu klasik Pantera, Walk. Saat meninggalkan panggung, dia memberi hormat ala Nazi.

Sang vokalis nampak seperti mengatakan 'white power' (kekuatan kulit putih) ketika dia membuat gerakan itu, namun kemudian mengklaim dirinya bercanda tentang minum anggur putih di belakang panggung dan bereaksi terhadap para penonton di depan yang katanya mengejeknya.

Beberapa hari setelah insiden tersebut, Robb Flynn dari Machine Head--yang memainkan lagu-lagu Pantera dengan Anselmo dalam acara itu--merilis video berdurasi sebelas menit sebagai respons atas tindakan Anselmo dengan mencela vokalis berkepala plontos itu sebagai pengganggu dan seorang rasis. 

Dia bahkan mengatakan tidak akan pernah memainkan lagu Pantera lagi. 

 

Sementara itu gitaris sekaligus leader Anthrax, Scott Ian yang merupakan seorang Yahudi, merilis pernyataan di situs web resminya dengan mengatakan: "Tindakan Philip (Anselmo) keji" dan mengundang Anselmo untuk memberikan sumbangan ke Simon Wiesenthal Center, organisasi hak asasi manusia Yahudi yang didirikan pada 1977 oleh rabi Marvin Hier.

Beberapa hari lalu, Anthrax juga mengungkapkan rasa simpati mereka terhadap tragedi berdarah di Christchurch melalui akun media sosialnya. Mereka menulis: "Kami berdiri bersama kalian New Zaeland dan Christchurch. Kami akan kembali. #persetandenganrasisme." 

 

Sementara itu, pada Senin malam kemarin, promotor tur Philip H. Anselmo & The Illegals, Ben Mulchin dari Valhalla Touring merilis pernyataan di media sosial yang membahas alasan mereka melakukan bisnis dengan Anselmo meskipun masa lalu sang vokalis kontroversial.

"Ketika bandnya menawarkan untuk tur di sini, saya memang harus mencari kesungguhan hati dia (Anselmo)," aku Mulchin. "Apakah permintaan maafnya tampak sungguh-sungguh? Apakah dia sepenuhnya memahami penampilannya yang penuh kebencian? Apakah dia--sebagai tokoh terkemuka dalam dunia metal --bertanggung jawab atas bagaimana tindakannya dapat memberanikan diri dan mendorong orang lain untuk membenci? Saya pikir pemikiran terakhir ini cukup penting pada saat situasi sekarang.

"Kami tidak akan pernah memesan (artis) siapa pun dengan (ideologi) 'white power' atau 'white power politic', atau agenda politik konyol lainnya," tambahnya. "Tidak mungkin. Semuanya harus benar-benar jelas--karena musik adalah mata pencaharian kami."

 

Mulchin mengatakan panitia bahkan mempertimbangkan untuk menyumbangkan uang kepada keluarga korban yang terkena dampak di Christchurch ketika mereka mencari tempat baru untuk memungkinkan berlangsungnya pertunjukan tersebut.

Sehari setelah tragedi pembantaian tersebut, Mulchin dkk membahas untuk menyumbangkan semua keuntungan pertunjukan dan 5 dolar AS per tiket untuk keluarga yang menjadi korban.

"Saya percaya pada musik sebagai kekuatan penyembuhan," katanya.

Supaya kamu tahu. White power atau kekuatan kulit putih adalah ideologi yang menganggap ras putih lebih superior dari ras lainnya. Penganut ideologi ini juga beranggapan mereka harus berkuasa atau bahkan boleh membinasakan siapa saja di luar ras mereka.

Teror di dua masjid Selandia Baru disebut-sebut terkait kelompok Supremasi Kulit Putih. Saat menjalani persidangan pertama pada Sabtu, 16 Maret 2019, teroris Brenton Harrison Tarrant menunjukkan simbol WP menggunakan kedua tangannya yang terborgol. 

 

Kode OK yang ditunjukkan Tarrant dilakukan dengan cara membentuk tiga jari ke arah atas membentuk huruf 'W'. Lalu jari telunjuk dan ibu jari membentuk semacam lingkaran yang membentuk huruf 'P'.

Seperti dilansir Mirror, WP adalah singkatan dari white power atau kekuatan kulit putih, yang merupakan istilah lain dari supremasi kulit puith.

 

Tags : album musik
Rekomendasi