Kesehatan Mata Terjaga saat Berpuasa

| 09 May 2019 08:46
  Kesehatan Mata Terjaga saat Berpuasa
Ilustrasi (Pixabay)
Bandung, era.id - Menjalani ibadah Puasa Ramadan selama satu bulan memiliki banyak dampak positif. Saat menjalankan ibadah ini, semua orang diharuskan tidak makan dan minum serta menahan hawa nafsu dari matahari terbit hingga terbenam.

Menahan hawa nafsu ini mulai dari tidak mudah terpancing emosi, marah, sampai memberikan maaf kepada orang lain. Hal ini dianggap baik bagi kesehatan jiwa atau psikis seseorang. Tidak secara langsung, tapi ternyata jiwa yang baik berdampak juga pada perbaikan masalah mata.

"Tubuh yang sehat karena berpuasa, akan menyebabkan beberapa kelaianan mata yang berhubungan dengan keadaan kesehatan tubuh menjadi stabil atau lebih baik," kata Ketua Komite Medis Rumah Sakit Mata Cicendo Iwan Sovani, Bandung, beberapa waktu lalu.

Menurut Iwan, beberapa kelainan mata yang dipengaruhi oleh fakor psikis atau pikiran, seperti kelainan mata karena hipertensi, gula, dan sumbatan pembuluh darah retina, akan membaik saat berpuasa. Karena puasa, menurut Iwan, dapat memberikan ketenangan pikiran dan berdampak pada kesehatan mata.

Iwan menjelaskan, faktor psikis atau pikiran dapan menyebabkan pembengkakan di daerah makula retina (CSCR : Central Serous ChorioRetinopathy). Kemudian Iwan menjelaskan, kelainan mata terjadi karena proses-proses autoimmune disease.

"CSCR artinya pembengkakan di daerah sentral makula retina mata pada daerah lapisan retina choroid dan retina. Karena adanya kebocoran dan penimbunan cairan," ujar Iwan.

Iwan mengakui, kelainan mata akibat faktor psikis tersebut belum dapat diungkap secara jelas penyebab pastinya. Namun hampir semua penderita kelainan mata akibat faktor psikis yang pernah ditemuinya, sering kali mengalami masalah psikis atau pikiran. Kemudian, kondisi kelainan matanya akan membaik setelah masalah psikis atau pikirannya teratasi.

Pemicu kelainan mata itu hampir mirip dengan penyakit maag. Penyakit maag kambuh akibat produksi cairan lambung yang berlebihan karena beban pikiran. Sama halnya jika sedang berpikir atau terpapar kejadian sedih akan keluar air mata.

"Kalau masalah psikis atau pikiran jenis sama saja. Bisa masalah pribadi, keluarga, kerja, ambisi, tekanan kerja atau lingkungan dan lainnya," jelas Iwan.

Namun sayangnya, kata Iwan, kelainan mata akibat faktor psikis atau pikiran tersebut belum dapat diungkap secara jelas penyebab pastinya. 

Tetapi Iwan berpesan, dalam menjalani ibadah puasa harus dibarengi hati yang ikhlas dan tulus. Karena pada dasarnya setiap pekerjaan atau tindakan, harus didasari dengan niat yang baik. Hampir semua kondisi sakit itu dipicu oleh 80 persen karena pikiran dan 20 persen karena makanan tidak baik.

Rekomendasi