Richard Oh Masukkan Jiwa Pram Dalam Film Perburuan

| 05 Jul 2019 10:37
Richard Oh Masukkan Jiwa Pram Dalam Film Perburuan
Pemain film Perburuan (Maretian/era.id)
Jakarta, era.id -  Tahun ini bisa dipastikan menjadi tahun perayaan untuk sastrawan besar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer. Tak hanya Bumi Manusia, novel Perburuan juga diadaptasi dalam layar lebar oleh Falcon Pictures.

Untuk menggarap adaptasi tersebut, pihak Falcon Pictures mempercayakan penggarapannya kepada Richard Oh (Koper, Terpana, Melancholy Is A Movement), sebagai sutradara sekaligus penulis naskah dari film adaptasi novel ketiga Pramoedya Ananta Toer yang terbit 1949 silam.

Tentunya hal itu disambut baik oleh sutradara yang juga dikenal sebagai penulis novel dan pendiri Kusala Sastra Khatulistiwa tersebut. Ia seolah mendapat tanggung jawab besar ketika diberikan amanat tersebut oleh pihak keluarga mendiang Pram.

"Ya, saya ditawarin sudah lima tahun yang lalu oleh Falcon Pictures. Waktu itu kita datang ke keluarga Pram. Awalnya kepikiran Gadis Pantai yang akan difilmkan. Tapi saran keluarga Perburuan," ucap Richard Oh kepada era.id di sela-sela pemutaran dokumenter Pramoedya Ananta Toer dan peluncuran trailer Perburuan kemarin. 

Richard merasa tertantang membuat film tersebut, di mana ia harus menerjemahkan isi novel dalam bentuk visual. Apalagi ada nama besar Pram di belakangnya.

"Untuk itulah saya mencoba memasukkan jiwa Pram saat menggarap film tersebut. Dalam artian menangkap visinya untuk kemanusiaan dan keadilan. Saya juga mencoba memasukkan beberapa element penting di novel ini."

Saat menggarapnya pun banyak kendala yang dialami oleh sang sutradara berserta awak kru dan pemain. Ini adalah film bertema fiksi sejarah pertama yang pernah ia garap. Dan berdasarkan setting tempat dalam novel Perburuan tersebut berada di lingkungan luar.

"Kendalanya memang ini lokasinya hampir semua berada di eksternal. Di hutan-hutan. Kita syuting dari pagi sampai pagi lagi. Cahaya pun kurang. Tapi akhirnya semua selesai juga dengan baik," terang Richard Oh. 

Tentu hal ini menjadi catatan sejarah baru dalam film Indonesia. Di mana ada dua karya adaptasi dari tokoh yang sama dirilis oleh rumah produksi yang sama dalam satu waktu, yaitu 15 Agustus 2019.

Banyak pihak tentu menyangsikan konsep marketing seperti ini. Namun Frederick, selaku produser dari Falcon Pictures tidak khawatir dengan terjadi tumbukan atau penonton yang terpisah. 

"Jadi ini kami buat untuk merayakan karya mendiang Pram, atau bulannya Pram. Dulu ketika kami datang keluarga, kami juga mendapat lisensi karyanya sekaligus dua. Jadi kenapa tidak kami rilis keduanya sekaligus," ujar Frederica.

"Kami tidak khawatir dengan penonton yang akan pecah mau milih nonton yang mana. Di sini kami nggak mikirin lagi untung dan ruginya. Karena kami sudah cukup dapat untung dari film-film kami sebelumnya. Ini murni untuk merayakan bulannya Pram."

Film Perburuan dibintangi oleh Aldipati Dolken, Ayusitha, Michael Kho, Ernest Samudra, Rizky Mocil, dan Egy Fredly. Berkisah tentang Hardo (Adipati Dolken) yang pulang dari kampung halamannya enam bulan sejak kegagalan PETA melawan tentara Jepang (Nippon). Tentara Jepang pun memburu. Dalam pelariannya, Hardo yang menyamar sebagai pengemis menjelang proklamasi, drama kehidupannya pun terungkap. Ia dikhianati oleh ayah tunangannya dan sahabatnya sendiri. 

 

 

Rekomendasi