Tradisi Minum Susu di Dunia yang Konon Bikin Panjang Umur

| 13 Dec 2019 19:11
Tradisi Minum Susu di Dunia yang Konon Bikin Panjang Umur
Lukisan Maurice Leloir berjudul The Drink of Milk tahun 1882. (Foto: Commons Wikimedia)
Jakarta, era.id - Sejak tahun 1950-an, kebiasaan mengonsumsi susu sudah dikenal di Indonesia. Kala itu, susu tidak diminum langsung, melainkan diolah menjadi keju, mentega, dan yoghurt. Jauh sebelum Indonesia mengenal susu, bangsa-bangsa di dunia sudah lebih dahulu mengenal tradisi minum susu.

Tepatnya pada 8000 SM minum susu telah dikenal di kawasan Timur Tengah. Menurut ilmuwan University College London, tradisi minum susu dikenal sejak 7500 tahun lalu di Balkan dan Eropa Tengah. Sementara menurut mitologi Yunani kuno, Dewi Hera menumpahkan susu saat menyusui Heracles. Tumpahan susu itu kemudian menjelma menjadi Galaksi Bimasakti.

Istimewanya lagi, protein susu telah dijumpai pada lukisan keramik Hungaria dan Rumania yang berusia antara 7450-7900 tahun.

Mengingat betapa penting susu, maka setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai hari susu nasional, sedangkan setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari susu sedunia. Selain ASI, kita mengenal susu sapi, susu kambing, dan susu kedelai.

Susu sapi kaya akan air (86,8 persen) dan kalori (70/100 ml). Protein (3,3 persen) terdiri dari 20 asam amino di mana delapan di antaranya penting untuk manusia. Susu sapi segar baik untuk ibu hamil dan menyusui. Namun, pemberian susu sapi untuk bayi dan anak harus diawasi dokter karena menyebabkan defisiensi zat besi dan diare. Untuk bayi yang alergi susu sapi, dapat diberikan susu formula hidrolisat ekstensif. Namun, ASI tetap merupakan pilihan terbaik untuk bayi dengan alergi susu sapi.

Selain susu sapi, susu kambing juga punya manfaat yang tak kalah berkhasiat. Kandungan lemaknya lebih mudah dicerna daripada susu sapi. Namun, bayi yang hanya minum susu kambing rentan terkena anemia megaloblastik (kurang zat besi) akibat defisiensi folat. Kambing rentan terhadap bruselosis, sehingga susunya harus dipanaskan sebelum dikonsumsi. Tubuh manusia mampu mencerna susu kambing hanya sekitar 20 menit, sedangkan untuk mencerna susu sapi memerlukan waktu 2-3 jam.

Susu kambing berkhasiat memperpanjang usia. Beberapa tokoh dapat mencapai usia lebih dari 100 tahun karena rajin minum susu kambing. Misalnya Jonathan Hartop (138 tahun), Margaret Patton (137 tahun), Peter Czartin (184 tahun), Thomas Parr (152 tahun). Konon, Mahatma Gandhi selalu sehat karena suka minum susu kambing.

Selain itu, susu kambing membantu pencernaan dan menetralkan asam lambung, tidak menimbulkan alergi seperti yang ditimbulkan susu sapi, menstabilkan tekanan darah, menurunkan risiko terkena stroke dan penyakit jantung, membantu meningkatkan pH darah, mampu membunuh mikroba karena mengandung asam kaprilat dan kaprat, kaya antioksidan dan selenium untuk kekebalan tubuh.

Selain itu, susu kambing mengandung kadar fluorin 10-100 kali lebih tinggi daripada susu sapi sehingga berkhasiat antiseptik alami yang menekan pertumbuhan bakteri, mudah diserap tubuh manusia, aman dikonsumsi penderita radang usus, gangguan pencernaan (diare), bayi di atas enam bulan, dan lanjut usia.

Menurut The American Journal of Clinical Nutrition, susu kambing terbukti mempercepat pembakaran lemak. Manfaat susu kambing juga untuk kesehatan tulang. Riset terhadap 195 wanita berusia 10-12 tahun, menunjukkan konsumsi keju berbahan baku susu kambing menghasilkan total kepadatan tulang dan ketebalan korteks (lapisan luar) tulang lebih tebal daripada kelompok lainnya.

Selain susu kambing yang merupakan produk hewani, ada juga susu kedelai yang tak kalah berkhasiat. Kandungan zat gizi susu kedelai juga baik untuk ibu hamil dan menyusui, juga pendamping ASI bila ASI tidak keluar. Bila menginginkan, maka susu kedelai boleh saja diberi gula dan coklat. Meski begitu, pemberian susu kedelai tidak dianjurkan untuk bayi kurang dari enam bulan. (dr Dito Anurogo MSc, dosen FKIK Unismuh Makassar) 

Tags : kesehatan
Rekomendasi