Kelelahan Awak Kabin jadi Kendala Rute Penerbangan Terpanjang di Dunia

| 16 Dec 2019 19:06
Kelelahan Awak Kabin jadi Kendala Rute Penerbangan Terpanjang di Dunia
Qantas (Airmagz)
Jakarta, era.id - Qantas Airways sedang mempersiapkan penerbangan jarak jauh selama 21 jam nonstop termasuk persiapan awak kabin yang akan bertugas di udara. Maskapai asal Australia itu sedang mempertimbangkan memakai satu kapten, dua perwira pertama dan satu perwira kedua selama 18 bulan pertama sehingga mereka dapat mengevaluasi masalah kelelahan.

Qantas sedang mempersiapkan penerbangan dengan rute terjauh yakni Sydney-London dan Sydney-New York yang diperkirakan bisa memakan waktu penerbangan hingga 23 jam. Qantas dikabarkan akan memesan 12 unit pesawat Airbus SE A350 untuk melayani rute itu. Tetapi, kesepakatan itu tergantung pada hasil pembahasan antara maskapai dan produsen mengenai kontrak tersebut.

"Untuk lebih jelasnya, kami belum memesan pesawat ini karena kami masih memiliki kelemahan dari sisi bisnis," kata Kepala Pilot Qantas Dick Tobiano dalam pemberitahuan internal kepada para pilot, seperi dikutip dari Reuters, Senin (16/12/2019).

 Ujicoba Qantas Sydney-New York (Reuters)

Pihak Qantas mengatakan regulator penerbangan Australia memberi lampu hijau untuk rute penerbangan yang rencananya akan dimulai pada awal 2023 mendatang. Dalam penerbangan seperti itu, waktu tugas pilot bisa diperpanjang hingga 23 jam untuk memperhitungkan potensi keterlambatan. 

Qantas itu telah melakukan studi kelelahan pada awak selama penerbangan uji coba London-Sydney dan New York-Sydney. Pada penerbangan jarak jauh saat ini, Qantas memiliki awak yang terdiri dari satu kapten, satu perwira pertama dan dua perwira kedua. Perwira tingkat kedua hanya bisa terbang di ketinggian jelajah dan tidak dapat melakukan lepas landas atau pendaratan. Saingan Qantas, Singapore Airlines, menggunakan dua kapten dan dua perwira pertama dalam penerbangan hampir 19 jam dari Singapura ke New York.

 

Rekomendasi