Pagpag, Masakan dari Sampah yang Legend di Filipina

| 06 Feb 2020 14:40
Pagpag, Masakan dari Sampah yang <i>Legend</i> di Filipina
Pagpag (SCMP)
Jakarta, era.id - Ribuan warga miskin tinggal di wilayah kumuh di Manila, Filipina. Meski berada di garis kemiskinan, mereka bisa makan 'enak' tiap hari mulai dari steak, ayam goreng renyah, bahkan babi panggang.

Tapi jangan salah, daging yang dimakan bukan daging fresh, tapi sampah makanan yang basi atau sisa restoran di seantero Manila!

Tiap hari, mereka mengorek-orek sampah untuk mencari sisa-sisa makanan, mengumpulkannya dan menjualnya ke pengepul. Selanjutnya, makanan bernama Pagpag ini akan dicuci berkali-kali, diolah dan dimasak lagi dengan tambahan bumbu masakan. Cukup membayar Rp5.000 per mangkuk besar, atau Rp3.000 untuk porsi kecil kamu bisa menikmati Pagpag yang isinya daging semua.

Makanan yang legal diperjualbelikan di Filipina ini menjadi salah satu makanan 'legend' di Filipina karena masyarakat kelas bawah tidak mampu menikmati daging yang biasa disajikan di restoran-restoran mewah.

Pagpag (SCMP)

Seorang penjual makanan yang kalau diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi 'debu makanan' ini, Diwata mengatakan ia harus mencuci daging 'bekas' itu berkali-kali karena busuk, berlendir, bahkan ada belatungnya.

“Jika baunya tidak sedap, kamu akan mencucinya dua kali atau tiga kali,” katanya seperti dikutip dari SCMP, Kamis (6/2/2020).

Pembelinya pun tak pernah mengeluh soal kualitas makanan dan rasa. Ia mengatakan Pagpag terasa lezat bagi warga miskin.

"Ini sebagian besar tulang, tetapi masih ada kuman dan terkadang ada larva namun saya tetap menggorengnya dan itu lezat," ucapnya.

Meskipun tidak ada kasus kematian yang dilaporkan karena konsumsi Pagpag, penyakit seperti Hepatitis A, tifus, diare sampai kolera mengintai para penikmatnya.

 

Rekomendasi