Perusahaan boneka seks, Genie di Florida, AS menerima ratusan pertanyaan lebih banyak dari biasanya dalam dua bulan terakhir. Tak hanya lajang, konsumen yang sudah memiliki pasangan juga membeli boneka seks.
Pendiri Genie, Janet Stevenson melihat peningkatan sebanyak 51,6 persen pada bulan Februari dan Maret, dengan pertumbuhan 33,2 persen dari tahun ke tahun.
"Kami memiliki banyak produk dalam persediaan tetapi kami tidak dapat bekerja cukup cepat untuk memenuhi permintaan," ujar Stevenson dikutip dari Forbes, Selasa (26/5/2020).
"Kami merekrut secepat mungkin dan telah menciptakan beberapa peran baru dalam manajemen pemenuhan dan dukungan pelanggan di AS dan Eropa," lanjutnya.
Suami Stevenson yang juga pendiri Genie, Amit, melihat industri boneka seks mengalami revolusi selama pandemi virus korona dengan lonjakan pesanan besar-besaran baik dari pasangan maupun mereka yang jomlo.
Demi menyenangkan hati pelanggan, Genie berencana memperkenalkan robot seks yang bisa bernapas yang dilengkapi dengan detak jantung serta bisa berinteraksi dengan pemakainya.
"Akan ada yang baru diakhir tahun ini, di mana kamu bisa mendengar detak jantung dan mendengar nafasnya. Saya belum melihat mereka dipergunakan seseorang, sebab masih tahapan produksi. Namun, kami sampai titik di mana kita menyebutnya robot seks, tetapi secara teknis bisa dikatakan juga boneka seks," ujar Amit.
Di sisi lain, hal ini sangat jelas terjadi sebab ditengah-tengah pandemi COVID-19, banyak masyarakat melakukan karantina diri tanpa pasangan intim. Meskipun dianggap remeh, tetapi gagasan boneka bisa menemani seseorang tanpa kehadiran pasangan sama sekali tak terdengar aneh.
Stevenson mengatakan boneka seks Genie tidak hanya menerima pesanan dari pria dan wanita lajang, tetapi juga pasangan yang terbuka untuk bereksperimen dengan sesuatu yang baru saat melakukan karantina diri.
"Yang menarik dari peningkatan lonjakan permintaan adalah kami melihat perubahan demografis yang sangat positif bagi industri boneka seks dan mereka akan mengalami perubahan selama di rumah," katanya.
Dr Kate Devlin dalam bukunya bertajuk Turned On: Science, Sex, and Robots, boneka seks cenderung dikaitkan dengan pria maupun wanita lajang. Namun, boneka seks sering juga dibeli oleh pasangan, penyandang disabilitas, hingga orang tua.
Tak hanya perusahaan besar, banyak penjualan boneka seks di online shop melaporkan lonjakan penjualan pada bulan Maret silam.