Pro kontra itu muncul lantaran William Wongso dipilih untuk mengajarkan Gordon Ramsay membuat rendang, masakan khas Sumatera Barat.
Namun, pemilihan untuk menampilkan Willam Wongso memperkenalkan rendang disayangkan oleh beberapa orang. Mereka menganggap William bukan orang asli Minang. Mereka juga menyayangkan mengapa bukan pakar rendang lokal yang diangkat dalam acara tersebut.
imagine william wongso taught ramsay one of his 200 specialty rendang...RENDANG BABI. Imagine the outcry of minang people resembling their protest of "injil in minang language".????
it'd like...rendang must always be halal! blasphemy!????????
— nakaluarbiasa (@nakaluarbiasa) June 27, 2020
Maaf bro tapi masyarakat minang itu punya prinsip namnya "adat badandi syarak, syarak basandi kitabullah" dan ga salah ayah saya dulu cerita ada perjanjian yg dimana masyarakat minang itu hanya boleh beragama islam, jika keluar dari agama islam maka juga keluar dari suku minang
— Corki Bin Laden (@Mbillieelian) June 28, 2020
Atas reaksi wargenet yang beredar, chef Willian Wongso angkat bicara. Menurut chef senior ini ia tidak mempermasalahkan reaksi netizen.
"Saya tau pagi ini ramai-ramai di Twitter, enggak masalah. Pro kontra itu biasa," ucap chef Willian Wongso saat dihubungi era.id, Selasa (30/6/2020).
Lebih lanjut, ia juga menanggapi komentar netizen yang mengarah ke rasisme. Bagi chef Willian Wongso tim Gordon Ramsay yang meminta dirinya duel bersama chef internasional tersebut. Ia hanya meng-iya-kan.
View this post on Instagram
"Kenapa, soal saya ini Chinese? Enggak apa-apa. Kan pihak tim Gordon yang mengontak saya. Saya cuma diminta," jawabnya.
Terlebih, chef Willian Wongs juga menyampaikan bahwa tim sudah mendapat izin dari Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno.
Selain itu, netizen juga mempermasalahkan ucapan William Wongso yang mengatakan, ia memiliki 200 lebih resep rendang yang sudah langka.
Terkait hal itu ia mengklarifikasi bahwa memang di Sumatera Barat setiap keluarga memiliki ciri khas rasa dalam setiap memasak rendang.
"Lho, rasa rendang di Sumatera Barat itu beda-beda. Setiap keluarga, memasak rasanya lain, tergantung takaran bahan baku lama proses memasak. Seperti kimci di Korea Selatan," uajarnya.
RekomendasiPopular