Ketua Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (IPPI) Wiwin Hendriani memaparkan hasil survei sederhana yang dilakukan IPPI terkait respon anak terhadap istilah new normal menunjukkan bahwa bayangan anak tentang new normal berbeda dengan orang dewasa.
“Rupanya, perasaan yang muncul dari anak yang sekian bulan tinggal di rumah dan belajar dari rumah dominan adalah perasaan-perasaan bosan. Sehingga ketika bertemu new normal, respon yang muncul adalah respon senang dari anak. Mereka senang karena mau masuk sekolah lagi, tidak bosan di rumah, akan bertemu teman-teman, dan bisa keluar rumah,” ujar Wiwin dalam Webinar yang diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).
Wiwin menjelaskan meski respon anak terhadap new normal cukup baik, namun hal tersebut perlu diwaspadai oleh orangtua agar tidak kehilangan kontrol dan pengawasan terhadap anak di masa new normal.
“new normal ini ternyata stimulan menyenangkan buat anak, artinya kita akan mendapati tantangan bahwa anak-anak akan antusias masuk new normal. Di balik antusias ini kita harus bisa mengimbangi dengan kesiapan disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan,” ujar Wiwin.
Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Lenny N Rosalin menuturkan adanya “5 siap” yaitu siap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan, dan tempat umum dalam menghadapi new normal merupakan tanggung jawab banyak pihak.
“Anak merupakan kelompok rentan terpapar COVID-19. Pemahamannya terutama terkait pandemi COVID-19 tentu belum maksimal. Kewajiban dan tanggung jawab orang tua untuk melindungi dan memberikan arahan pada mereka dimulai dari rumah dan keluarga. Dalam mempersiapkan anak di era new normal, protokol kesehatan harus tetap jadi yang utama ditekankan,” ujar Lenny.
Di masa new normal, tidak menutup kemungkinan anak akan kembali beraktivitas di luar rumah. Oleh karena itu menurut Lenny, salah satu upaya penting yang harus dilakukan oleh orang tua adalah menerapkan PHBS.
“Hidup bersih dan sehat harus jadi pola kehidupan kita, setiap saat harus dilakukan. Ajarkan anak menerapkan PHBS dan disiplin melaksanakannya. Berikan contoh kepada anak agar anak dapat meniru praktik baik dalam keluarga dan lakukan bersama. Beri pujian bagi anak jika mereka terlibat dalam aktivitas kebersihan dalam rumah serta biasakan komunikasi dua arah sehingga anak memahami kondisi yang sedang terjadi,” jelas Lenny.