Cara Realistis Milenial Liburan ke Luar Negeri

| 05 Mar 2018 06:31
Cara Realistis Milenial Liburan ke Luar Negeri
Ilustrasi (pixabay)
Jakarta, era.id - Ngomongin generasi milenial pasti enggak jauh dari minat untuk liburan. Generasi ini emang paling doyan buat jalan-jalan. Geliat milenial untuk mengeksplor ternyata enggak cuma di dalam negeri, tapi juga luar negeri. 

Sayangnya, tidak semua milenial bisa mewujudkan keinginannya untuk liburan keluar negeri dengan durasi yang panjang tanpa perlu memikirkan beban biaya.

Kita pasti pernah baca atau nonton cerita orang-orang yang keluar dari pekerjaannya untuk keliling dunia. Bahkan di antara dari cerita tersebut ada juga yang menjual aset-asetnya untuk liburan keliling dunia dengan atau tanpa keluarga.

Selain itu, liburan buat milenial, enggak hanya untuk kesenangan semata. Mereka selalu berusaha mendokumentasikannya. Itu yang membuat travel blogger mulai tumbuh, bahkan sekarang makin banyak travel vlogger

Bekerja sambil liburan merupakan mimpi hampir setiap orang. Tapi, gimana sih caranya agar liburan keliling dunia lebih terjangkau bagi milenial. Tim era.id merangkumnya tipsnya dari berbagai sumber.

1. Pekerja musiman di luar negeri

Hal ini bisa kalian coba karena banyak negara-negara di luar sana yang memiliki program seperti itu. Pekerja musiman sangat dibutuhkan di negara-negara yang memiliki destinasi liburan hanya di musim-musim tertentu. 

Misalnya, menjadi pekerja di pegunungan Swiss saat musim dingin, atau menjadi pekerja di resor-resor pinggiran pantai sekitar Santorini, Yunani, saat musim panas. Cara ini bisa menjadi pilihan bagi milenial, bisa dikatakan sebagai 'kerja sambil liburan'.

2. Program kerja dan liburan (working holiday)

Kalau program ini, biasanya dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir atau yang baru lulus dari universitas. Tetapi enggak memungkinkan untuk kalian yang baru lulus dari SMA. Soalnya, program ini ditujukan untuk anak muda dengan umur maksimal 30 tahun dan belum berkeluarga. 

Salah satunya adalah program kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Australia, program working holiday visa, program tahunan ini memiliki kuota 1.000 orang per tahun. 

Program ini membolehkan pemegang visa untuk menetap di negara tujuan paling lama satu tahun. Tidak hanya itu, secara legal, visa ini memperbolehkan si pemegang visa untuk bekerja penuh waktu. Ini berbeda dengan visa pelajar yang hanya memperbolehkan paruh waktu saat waktu kuliah/sekolah.

3. Jadi Volunteer di luar negeri

Yang satu ini juga bisa jadi pilihan favorit milenial agar bisa keliling dunia. Program ini bukan dikhususkan untuk kalian yang ingin mengumpulkan uang, tetapi lebih mencari pengalaman dan melakukan kerja sukarela. 

Biasanya beberapa negara memiliki program ini, di antaranya program bekerja di perkebunan atau peternakan. Rata-rata, tugasnya adalah bukan bekerja di bawah perusahaan, tetapi membantu para keluarga petani atau peternak di perkebunan atau peternakan mereka. 

Para penyedia biasanya memberikan tempat dan makan secara gratis, terkadang mereka juga memberikan upah bagi kalian yang bekerja disana. Asyik, yah.

3. Sekolah/kuliah di luar negeri

Pilihan ini bisa dikategorikan sebagai pilihan favorit generasi milenial. Banyaknya program yang menawarkan beasiswa penuh untuk melanjutkan studi atau hanya sebatas pertukaran pelajar selama satu atau dua semester. 

Cara ini memang cukup favorit, apalagi bagi milenial yang berhasil bersaing untuk mendapatkan beasiswa yang lagi hits saat ini. Kalian bisa mendapatkan beasiswa penuh ditambah dengan uang jajan setiap bulannya. 

Selain itu, kalian bisa mencari tambahan di negara tujuan dengan bekerja paruh waktu. Apalagi untuk kalian yang berhasil mendapatkan beasiswa penuh di negara-negara Eropa. 

Di Eropa ini enak, soalnya enggak butuh visa lagi kalau mau keliling negara di Eropa. Terus, biaya transportasi yang murah bakalan jadi magnet para milenial untuk melanjutkan studinya di luar negeri. 

Selain beasiswa untuk kalian yang masih sekolah atau kuliah, mungkin bisa mencoba program pertukaran pelajar dalam bidang budaya atau bidang lainnya. Karena tidak sedikit pula program pertukaran pelajar ini.

Tapi, kelemahannya adalah sedikitnya informasi tentang program ini. Kalian bisa mulai untuk mencari informasi di Internet dan persiapkan seluruh kebutuhan, selanjutnya mulai ajukan ke sekolah atau universitas kalian.

So, jangan khawatir kalau kalian kepingin keliling dunia tanpa ngeluarin duit yang gede. Ternyata, banyak cara atau trik yang bisa kalian lakukan untuk keliling dunia. Mau coba?

Rekomendasi