ERA.id - Kepala Sekolah SMAN 2 Depok Wawan Ridwan membantah foto dan berita di media sosial dan sejumlah media yang menyebut murid beragama kristen tidak diperkenankan menggunakan fasilitas ruang kelas untuk beribadah.
Menurut dia, kejadian yang sebenarnya adalah para siswa sedang menunggu dibukakan pintu oleh petugas yang memegang kunci ruang pertemuan. Ketika ruang pertemuan akhirnya telah dibuka maka para siswa kemudian masuk dan melakukan aktivitas keagamaan sebagaimana mestinya.
"Pada saat kegiatan akan dimulai petugas kebersihan terlambat untuk membuka pintu ruangan, sementara siswa Rohkris sudah datang, jadi mereka menunggu di Lorong ruang pertemuan," jelas Wawan.
Sementara itu, terkait adanya pemberitaan yang menyebut staf kesiswaan bakal membubarkan kegiatan Rohkris, Wawan membantah hal itu.
Menurut dia, sekolah hanya meniadakan ekstrakulikuler lantaran ada kegiatan Penilaian Tengah Semester (PTS). Maka, staf kesiswaan mengumumkan informasi kepada seluruh siswa di sekolah bahwa terhitung dari tanggal 20 hingga 30 September 2022 kegiatan ekstrakuliler ditiadakan sementara.
Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud ditujukan kepada seluruh ekstrakurikuler tanpa terkecuali selama kegiatan PTS berlangsung.
"Hal ini dilakukan agar seluruh siswa-siswi fokus pada kegiatan Penilaian Tengah Semester," kata Wawan.
"Jadi, tidak penah ada pernyataan dari staf kesiswaan seperti yang tertulis bahwa akan membubarkan ekstrakurikuler, terlebih secara spesifik kepada Rohkris. Dan, terhitung hari Senin (3/10/2022) seluruh ekstrakurikuler diperkenankan kembali untuk melakukan hegiatan seperti biasa," lanjutnya.
Dengan begitu, Wawan memastikan tidak ada praktik diskriminasi terhadap kelompok agama tertentu di SMAN 2 Depok. Bahkan, ia mengaku seluruh aktivitas kegiatan keagamaan di SMAN 2 Depok sudah terfasilitasi dengan baik oleh sekolah.
"Tidak ada larangan apapun untuk mengadakan kegiatan agama di SMAN 2 Depok. Tidak ada pembubaran ekstrakurikuler hingga saat ini," tegasnya.
Sementara itu, Guru Agama Kristen SMAN 2 Depok, Majesti Sitorus memberikan pernyataan resminya melalui surat pernyataan yang ditandatangi di atas materai.
Dalam surat itu, Mejesti menampik adanya diskriminasi terhadap siswa Rohkris di SMAN 2 Depok.
"Dengan ini menyatakan bahwa seluruh pemberitaan dan informasi yang beredar pada saat ini yang berkaitan dengan adanya diskriminasi siswa Rohkris SMAN 2 Depok tidak benar adanya. Foto-foto yang tersebar adalah menunjukkan para siswa yang sedang menunggu ruangan tersebut dibuka oleh petugas sekolah," ucap Majesti melalui surat pernyataan.
Dugaan diskriminasi terhadap siswa Kristen di SMAN 2 Depok pun mendapatkan atensi dari akun twitter relawan Ridwan Kamil @RK_JabarJuara.
Akun itu menyatakan melalui cuitannya, kasus yang sempat beredar mengenai siswa-siswi Rohkris (Rohani Kristen) SMAN 2 Depok yang diduga alami diskriminasi berupa tidak diberikan dan diperkenankan menggunakan ruang kelas untuk kegiatan tersebut, telah diklarifikasi oleh pihak sekolah dan guru-terkait sebagai pemberitaan dan informasi yang tidak benar adanya alias hoaks.