ERA.id - Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Sunyoto Usman mengatakan kasus satu keluarga tewas di dalam rumah di Kalideres, Jakarta Barat (Jakbar) bisa terjadi karena lingkungan sekitarnya kurang memonitor.
"Kalau dilihat dari mengapa ini sampai lama baru ketahuan, itu kan hubungannya dengan relasi-relasi sosial yang tumbuh di masyarakat urban, ya. Nah masyarakat urban itu biasanya ditandai dengan tidak saling mengenal, individualis, gitu ya. Jadi ini memang tidak terpantau oleh lingkungan sekitarnya," kata Sunyoto saat dihubungi, Selasa (15/11/2022).
Sunyoto menjelaskan masyarakat perkotaan seharusnya seperti warga pedesaan yang saling mengenal satu dengan lainnya.
Dia menerangkan masyarakat perkotaan seharusnya tak hanya menginformasikan kebijakan atau informasi dari pemerintah, tapi juga bisa memonitor kondisi warga sekitarnya dengan memanfaatkan media sosial.
"Itu sangat membantu, media sosial. Kan itu ada WA grup misalnya, itu kan salah satu teknik bagaimana memonitor warganya. Saya kira harus pro aktif ya, sekarang ini kan persoalannya jadi lebih kompleks," jelasnya.
Sunyoto tak mengetahui apakah satu keluarga ini ikut sekte tertentu atau tidak. Namun, sambungnya, penelusuran terkait ada tidaknya aliran-aliran tertentu tidak terlalu sulit diidentifikasi bila dilakukan penelusuran di rumah korban.
Sebab, katanya, sekte-sekte atau aliran tertentu memiliki pemimpin, anggota, dan simbol-simbol. Dia mengatakan sekte-sekte tertentu itu berbentuk seperti komunitas.
"Karena mereka biasanya ada beberapa indikasi, pertama sekte itu punya keyakinan tertentu. Dia biasanya punya simbol-simbol sektenya itu, dia punya ritual. Dia punya pengikat anggotanya, komunitasnya, biasanya ditandai seperti itu," ujarnya.
Terpisah, Guru Besar Sosiologi Unair, Bagong Suyanto juga mengatakan kasus kematian satu keluarga di Kalideres ini karena renggangnya hubungan sosial antar warga. Sebab, kasus ini baru diketahui usai korban tewas tiga Mingguan.
"Namun kematian satu keluarga yang baru sekian lama diketahui tetangga memperlihatkan betapa soliter hubungan sosial yang ada di lingkungan itu. Fakta ini memperlihatkan hubungan sosial renggang," kata Bagong.
Agar kasus ini tidak terulang, Bagong menambahkan peran masyarakat sebagai jaring pengaman dan jembatan interaksi sosial harus dikembangkan. Masyarakat, kata dia, jangan sampai kaku dan tidak saling mengenal ke tetangganya sendiri.