ERA.id - Seorang perempuan bernama Anisa Sakinah, mahasiwi Universitas Pelita Harapan (UPH) mengalami kekerasan yang dilakukan oleh seorang mahasiwa Benedict Jevon Kusuma, mahasiwa UPH juga tapi angkatan 2020.
"Aku Anisa Sakinah Mahasiswi UPH management business angakatan 2022 telah dianiaya oleh Benedict Jevon Kusuma, mahasiswa UPH management business angakatan tahun 2020 yang sekarang sedang magang," tulis akun Twitter @annisasknh8, Jumat (17/2/2023).
aku ANISA SAKINAH mahasiswi uph management business angkatan 2022 telah di aniaya oleh BENEDICT JEVON KUSUMA mahasiswa uph management business angkatan 2020 yang sekarang sedang magang di tempat bekerja papah nya di Atria puri kembangan. #penganiayaan #kekerasan #ancaman pic.twitter.com/NTrHcr1efu
— annisasknh (@annisasknh8) February 16, 2023
Ia menjelaskan, bahwa kasus penganiayaan yang dilakukan pelaku terhadap dirinya sudah sejak 7 Juni 2022. Bahkan, terakhir hari Sabtu lalu mengalami kekerasan verbal abuse.
Sebenarnya, kata dia, perkara ini sudah sempat dirinya melaporakn kepada pihak kampus pada 22 Desember 2022.
"Tetapi karena pelaku memohon maaf dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi akhirnya dengan bodohnya aku maafin dan tidak aku lanjutkan proses laporannya karena aku berpikir bahwa dia 'akan berubah' ternyata itu kesalahan besar aku, terlalu naif memang!," ujarnya.
Memang, si Benedict kembali melakukan tindakan kekerasan lagi. "Penganiayaan yang ke 4 adalah penganiyaan yang paling parah dari sekian banyak. Pelaku menganiaya aku secara membabi buta hanya karena aku milih turun dari mobil pelaku dan pulang ga bareng sama dia. Pelaku menganiaya aku mulai dari nyeret aku masuk mobil dan memaksa sampai dorong aku ke mobil dia," ujarnya.
"Tonjok hidung aku sampe geser, jedotin kepala aku ke dasbord, kaca, dan setir mobil, jambak aku, tampar aku, seret dan banting aku ke tanah dan yang paling dicekik aku sambil bilang 'mati lo ya anjing gak pernah dengerin gue bangsat'," tuturnya.
Anisa sendiri mengakui, begitu mendapatkan perlakukan kekerasan dirinya sempat kehabisan nafas dan beryukurnya ia tidak tewas ditempat kejadian perkara.
"Sampe akhirnya kejadian penganiayaan terulang kembali di bulan Januari dan akhirnya aku memberanikan diri untuk melapor lagi ke pihak kampus secara diam diam dan bersyukur pihak kampus dengan tim-investigasi nya usut kasus ini karna sebelumnya pelaku juga pernah menganiaya di “area kampus” yang lumayan cukup parah, verbal abuse terus berlangsung hingga 11 Februari kemarin hingga aku akhirnya sadar dan memberanikan diri untuk bilang orang tua dan yang pastinya orang tua aku," tambahnya.
Dia berharap, semoga kasusnya cepat ditangani dengan cepat.
"Yang ngurus ini semua dari proses laporan hingga sudah naik ke PPA, bersyukur Tuhan baik sama aku, semua proses nya cepat dan dipermudah, dan juga sekarang dari pihak kampus serta lawyer uph sedang memproses final step untuk kasus ini," katanya.